Ungkapan Perasaan

68.1K 7.5K 1.2K
                                    

"kenapa jadi manusia serumit ini, rasanya gue pengen jadi semangka" batin Mark, menundukkan kepalanya dan tak berani menatap pria paruh baya di depannya yang berdiri menjulang di balik meja depan sofa yang Mark duduki.

"Hei Jung, apa lehermu tak pegal menunduk sejak tadi?"tanya Johnny, melipatkan kedua tanganya didepan dada.

"Duduklah Dad, kau pasti lelah berdiri"bukannya menjawab pertanyaan Johnny, Mark malah menyuruh Johnny duduk.

Johnny menghela napas lelah, dia yang tadinya bersantai dirumah dengan istrinya, terganggu karena mendapatkan telepon dari Jeno bahwa Haechan sedang sakit dengan badan yang terdapat banyak bintik-bintik kemerahan.

"Kau tahu, aku langsung terburu-buru kesini saat mendengar dari adikmu bahwa Bear ku sakit, tapi yang kautemui malah noda merah dileher anakku"kata Johnny yang sudah duduk di sofa single samping Mark.

"Jung Jeno sialan"guman Mark yang mana masih bisa di dengar oleh Johnny.

"KAU YANG SIALAN BOCAH, BERANINYA KAU MENODAI HAECHANKU. KAU TADI BILANG DIGIGIT NYAMUK, KAU PIKIR AKU ANAK KECIL YANG TIDAK TAHU BEKAS APA ITU HAHHH. APAKAU SUDAH BOSAN HIDUP"teriak Johnny dengan tangan yang menunjuk-nunjuk Mark. Sudah cukup Johnny menahan amarahnya sedari dia dibukakan pintu oleh anaknya dengan memakai kaus kebesaran yang memperlihatkan dengan jelas noda merah dileher dan bahunya, Mark malah membuat Johnny semakin marah karena bilang itu bekas gigitan nyamu. Sialan memang, Mana ada nyamuk yang meninggalkan bekas besar dan bisa dibilang sangat banyak itu.

"Tenanglah Daddy, nanti tekanan darahmu bisa naik"Haechan yang berada di meja makan sejak tadi langsung menghampiri dan menenangkan Johnny saat Daddynya berteriak.

Johnny bersandar pada sofa, memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Sayang, Apa aku harus mengajak Haechan
tinggal dirumah untuk sementara?"tanya Johnny pada Ten yang sebelumnya bersama Haechan di meja makan, sekarang sudah duduk bersebelahan dengan Mark.

Mark langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Johnny dengan mata yang berkaca-kaca, "DADDY, KALAU HAECHAN PERGI SIAPA YANG AKAN MENGURUSKU DAN CHENLE. AKU TIDAK AKAN MACAM-MACAM LAGI PADA HAECHAN, JADI JANGAN AMBIL HAECHAN DAD"Mark meraung-raung seperti orang kesetanan. Mark Jung yang dikenal memiliki sifat dingin sudah hilang entah kemana.

haechan yang duduk dipangkuan Daddynya, berdiri dan menghampiri Mark. Dengan tidak berperikemanusiaan Haechan menjambak rambut Mark yang mengamuk disofa dengan airmata yang mengalir deras, Mark sudah seperti anak kecil yang kehilangan permennya.

"ASTAGA BEAR, KENAPA RAMBUT MARK DITARIK SEPERTI ITU"Teriak Ten, tapi dia hanya berteriak dan tak bisa menghentikan anaknnya karena Haechan terlihat murka.

"MARK JUNG KEPARAT, LO PIKIR GUE PEMBANTU LO HAHH... CARI ALASAN YANG LEBIH MENYENTUH DONG, MASAK NGGAK MAU DITINGGAL GUE KARENA TAKUT NGGAK ADA YANG NGURUS"Haechan terus menjambak rambut Mark dan tak perduli dengan erangan kesakitan yang keluar dari mulut Mark.

"Sakit Chan, yatuhan rambut gue bisa rontok semua"Mark mencoba menghentikan tangan Haechan.

Johnny yang melihat anaknya mengamuk terlihat meringkuk disofa dengan muka menatap horor pada tangan Haechan yang terus menarik rambut Mark. Tapi berterimakasihlah pada Chenle yang sukses menghentikan amukan Mommynya.

"Mommyyy"teriak Chenle yang berjalan keluar dari kamar yang pintunya memang sengaja di buka.

Mendengar teriakan Chenle, Haechan langsung menampakkan senyum cerianya dan melepaskan tangannya dari kepala Mark. "Sayangnya Mommy sudah bangun"Haechan mengahampiri Chenle yang sudah sampai di dekat sofa yang di duduki Johnny.

"Daddy akan membelikanmu mainan dengan tokonya sekalian jika kau mau Chenle"ucap Mark dengan penuh rasa bersyukur sambil memegangi rambutnya.

Haechan mendengus saat mendengat ucapan Mark, "Daddy kenapa meringkuk seperti itu?"tanya Haechan bingung.

Daddy And Mommy [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang