Rexi melempar gulingnya dengan emosi ke arah Al. Al yang mendapatkan serangan tiba-tiba itu langsung menangkis guling yang dilempar oleh Rexi.
"Apaan, sih?!" kesal Al.
"Kalau bukan karena Papa! Gue najis banget buat satu kamar sama lo!" sarkas Al.
"Yakhh!" teriak Rexi.
"Apa?!" sinis Al lalu duduk di samping Rexi.
"Mending lo tidur aja, enggak usah banyak bicara," kata Al, dia berbaring begitu saja di samping Rexi.
"Yakhh! Lo nyaman banget tidur di atas kasur gue! Serasa kayak lagi di apartemen lo aja!" teriak Rexi tidak terima.
"Keluar lo dari sini!" perintahnya emosi sambil mendorong Al yang berbaring.
Al menahan pergerakan Rexi agar berhenti untuk mendorongnya, perlahan dia juga memejamkan matanya.
"Yakh! Ish!" geram Rexi.
Rexi memukul badan Al berkali-kali, berharap pria itu keluar dari kamarnya.
Tapi, Al malah berlaku sebaliknya, dia malah menarik Rexi untuk masuk ke dalam pelukannya.
Rexi langsung terdiam.
"Calon adik tiriku yang manis. Tolong diam atau tidur yang nyaman, yah?" kata Al dengan nada suara dibuat ramah dan lembut.
"Jangan banyak gerak, soalnya kakak tiri kamu mau tidur," lanjutnya lagi, lalu setelahnya dia tersenyum sinis.
Bagaikan dikomando, Rexi benar-benar terdiam di dalam pelukan Al. Al yang melihat itu langsung merasa bangga.
"Bagus," kata Al, lalu mempererat pelukannya pada tubuh Rexi.
"Sialan! Kenapa gue malah diam aja kayak gini?! Kenapa gue bisa mati kutu kayak gini, sih?!" heran Rexi di dalam hatinya.
Rexi terus berdebat dengan pikirannya.
Tapi, mungkin karena dia yang sudah lelah berdebat dengan pikirannya, akhirnya dia juga ikut tertidur di dalam pelukan hangat Al, sang calon kakak tiri.
***
Jam menunjukkan pukul delapan malam.
Bellina, Barack dan juga Ice sudah duduk tenang di kursi makan.
"Loh ... Al sama Rexi di mana?" tanya Bellina, dia tidak melihat kehadiran dua orang itu.
"Di atas, Mam," jawab Ice.
Bellina mengerutkan keningnya keheranan.
"Loh ... Ngapain mereka berdua di atas?" tanya Bellina heran.
Ice hanya mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban.
"Ice ... Tolong panggil mereka berdua untuk turun ke ruang makan," perintah Barack.
"Kita mau makan malam sekarang," lanjutnya.
"Iya, Pa," jawab Ice lalu berdiri dari duduknya.
"Al juga ada di kamarnya Rexi," ucap Barack.
"Loh?! Ngapain Al di kamar Rexi?!" tanya Ice kaget.
"Tidur," jawab Barack tenang.
"Kok Papa izinin, sih?!" tanya Ice tak terima.
Masalahnya, Al itu laki-laki dan Rexi itu perempuan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, kan?!
"Kamu tenang aja, Ice. Papa yakin kalau Al enggak akan berbuat macam-macam sama adik kamu. Lagipula, di kamar Rexi asa CCTV, kan?" kata Barack, dia paham dengan jalan pikiran Ice.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Подростковая литература[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...