Sebuah Rekaman

2.1K 138 50
                                    

- My Brother -

- Written By HwangFitri_ -

***

Rexi tersenyum miris.

"Gini rasanya hidup mandiri tanpa ada fasilitas sedikitpun. Hidup nge-kost, mana enggak sekolah pula ..." lirihnya.

"Besok gue harus dapat kerjaan. Tapi, gue mau cari apa? Gue enggak ad tamat SMA juga," lanjutnya lesu.

Rexi mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah kalender yang tergantung pada dinding kamar kost-nya. Dia tersenyum miris.

"Happy birthday Rexi. Happy birthday Rexi. Happy birthday ... Happy birthday ... Happy birthday, Rexi ..." lirihnya bernyanyi untuk dirinya sendiri.

Rexi mengambil ponselnya, lalu memutar sebuah rekaman beberapa tahun yang lalu pada ponselnya.

"Happy birthday Rexi. Happy birthday Rexi. Happy birthday ... Happy birthday ... Happy birthday, Rexi! Selamat ulang tahun Rexi Alexa!" seru Ice dan Barack bersamaan di dalam rekaman suara itu.

Muach!

Suara kecupan terdengar. Rexi masih sangat ingat di waktu itu. Meki, ibunya, menciumnya dengan penuh sayang waktu itu.

"Mama harap, kamu selalu bahagia, selalu sehat dan selalu sayang sama papa dan Abangmu. Jadi anak yang baik, mampu jaga papa dan bang Ice kalau suatu saat nanti mama udah enggak ada di keluarga kita," kata sang mama dengan lembut di dalam rekaman itu.

"Mama ... Jangan berkata begitu. Rexi tidak suka," kata Rexi sedih di dalam rekaman itu.

Meki hanya terkekeh saat mendengarkan penuturan dari Puterinya.

"Selamat ulang tahun anak papa. Papa harap, apa yang kamu inginkan bisa terkabulkan. Pokoknya, semuanya harus terkabulkan!" kata Barack di dalam rekaman itu.

Muach!

Rexi kembali mengingat kalau waktu itu Barack juga memberikan ciuman kasih sayang untuk dirinya.

"Selamat ulang tahun adiknya kakak yang paling cantik setelah mama. Semoga lo enggak durhaka sama gue," ledek Ice di dalam rekaman itu.

"Bang!" pekik Rexi kesal.

Ice hanya tertawa melihat kekesalan Rexi.

"Make a wish dulu. Jangan marah terus," kata Ice.

Rexi menghembuskan napas dengan panjang, lalu kemudian menutup matanya dan mulai make a wish.

"Done!" seru Rexi usah melakukan make a wish beberapa menit.

Rexi langsung meneteskan air matanya usai rekaman itu sudah selesai. Itu rekaman suara saat perayaan ulang tahun Rexi dua tahun yang lalu.

Rexi memejamkan matanya perlahan.

"Tuhan, kuharap mama tenang di sana. Papa sehat selalu, begitupun dengan kak Ice. Dan aku harap, doa-doaku yang dulu bisa terkabulkan. Dan kuharap, semoga aku bisa menjalankan hidup berat ini dengan semangat!" batin Rexi.

Rexi perlahan mengedipkan matanya. Rexi tersenyum paksa saat melihat di depannya yang hanya terdapat tembok kost-nya.

"Tanpa cake, tanpa orang tua, tanpa kakak, tanpa keluarga, tanpa kesenangan. Semuanya terasa benar-benar berbeda ..." lirih Rexi sambil tersenyum dengan air mata mengalir dari kedua bola mata indahnya.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang