"Guys! Ngopi, yuk!" seru Kiara.
"Udah lama banget kita enggak ke Starbucks," lanjutnya lagi.
"Gue, sih, ayo aja. Hari ini gue free juga, kok," sahut Nina.
"Kalau lo gimana, Rex?" tanya Nina.
"Gue ikut aja," jawab Rexi sambil tersenyum kecil. Lagipula, dia juga butuh refreshing untuk mengobati hatinya yang terluka karena mencintai Al, kan?
"Terus, si Deian gimana?" tanya Nina sambil melirik ke arah Rexi.
"..."
Rexi tidak menanggapi Renata, dia hanya bergeming di tempatnya tanpa menjawab apa yang dikatakan oleh Nina.
***
Nina, Kiara, Rexi dan bahkan Deian sekarang sudah berada di salah satu Starbucks yang cukup terkenal di kota Jakarta itu.
"Lo kenapa kelihatan lesu banget, sih, Rex? Padahal, si Deian ada loh ..." kata Nina sambil melirik ke arah Rexi.
"Si Deian lo anggurin juga tuh," sahut Kiara.
Deian hanya tersenyum kecil saat mendengarkan penuturan dari Kiara dan Nina.
Pandangan kedua bola mata Deian terarah menuju Rexi.
"Jangan terlalu dipikirkan, Rex," kata Deian lembut.
Rexi melirik ke arah Deian, sedangkan Deian yang dilirik oleh Rexi langsung tersenyum kecil.
Entah ada dorongan apa, kedua bola mata Rexi tiba-tiba berkaca-kaca begitu saja.
"Loh, Rex! Lo kenapa?!" tanya Kiara panik.
Deian yang melihat reaksi Rexi langsung menundukkan kepalanya, lalu kemudian dia menghela napas dengan panjang.
"Hah ..." helaan napas Deian terdengar.
"Ma ... Maafin gue, Dei. Maaf karena gue enggak dengerin apa kata lo ..." lirih Rexi.
"Benar, Dei. Status gue itu cuma sekadar kakak dan adik doang. Enggak akan pernah lebih ..." lanjut Rexi dengan lirih.
"Itu urusan perasaan lo aja, Rex. Gue cuma ingetin aja," kata Deian pelan.
"Gue cuma bisa beri nasehat doang," lanjut Deian.
"..." Rexi bergeming.
"Ck! Tolong banget deh. Ini, kalian berdua lagi bahas apaan, sih?! Fix, gue enggak ngerti situasi dan kondisinya," kata Nina.
Rexi menghela napas panjang, lalu kemudian menatap Nina.
"Hah ... Gu ... Gue sama Al itu kakak dan adik tiri," kata Rexi putus asa.
"What?! Alvaro?! Pacarnya si Renata?!" tanya Kiara kaget.
"Hum ..." jawab Rexi berdehem.
"Dan sebelum gue sama Al punya hubungan kakak dan adik kayak sekarang. Gue sama Al pernah punya hubungan yang spesial," jelas Rexi.
"Not friend. Not boyfriend. Tapi, kita mesra banget," lanjutnya sambil tersenyum miris.
Rexi menghela napas panjang.
"Hah ... Dan suatu hari, gue pernah mengalami insiden kecelakaan dengan ending amnesia jangka pendek. Gue lupa semuanya. Semuanya, termasuk Al pastinya ..." lirih Rexi.
"Dan sialnya, kenapa tiba-tiba gue ingat gitu aja secara tiba-tiba," lanjutnya.
"..."
"Ta ... Tapi, status gue yang sekarang juga udah ngerubah semuanya. Status gue sama Al yang adik kakak ini berhasil buat Al lupa sama gue dan juga bangun tembok besar antara gue sama dia," jelas Rexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Ficção Adolescente[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...