And Just Mine

2.4K 137 21
                                    

Dengan sekuat tenaga Rexi berusaha untuk melepaskan cengkeraman Al pada tangannya. Tapi, nihil, Al mencengkeram pergelangan tangannya dengan begitu kuat dan juga begitu erat. Seakan-akan meng-klaim bahwa Rexi adalah miliknya dan tak seorangpun yang boleh menyentuh wanita itu selain hanya dirinya.

"Akh sial! Ini benar-benar sakit! Al cengkeram tangan gue kuat banget!" batin Rexi di dalam hatinya.

"Bisa buat enggak nyakitin cewek gue, enggak?" tanya Anggara sinis sambil menyunggingkan senyum kecilnya ke arah Al.

Semuanya kaget bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Anggara.

"Cewek?!" tanya Al kaget.

Anggara tersenyum sinis.

"You know that," jawab Anggara tenang.

Al mengalihkan pandangannya dan langsung menatap tajam ke arah Rexi.

Rexi mendengkus kesal sambil menatap Anggara dengan emosi.

"Lo jangan ngaku-ngaku deh! Lo bukan apa-apa gue! Ogah gua pacaran sama lo!" kata Rexi sinis kepada Anggara.

Anggara hanya tersenyum tipis saat mendengarkan penuturan dari Rexi.

Aksa malah memilih untuk diam saja dan menyaksikan perdebatan Rexi, Al dan juga Anggara.

"Apa benar kalau Rexi kekasih pria itu? Tapi, Rexi mengelak kalau pria itu bukan kekasihnya," batin Aksa di dalam hatinya.

Entah mengapa, Al melemahkan cengkeramannya. Detik itu juga Anggara mengambil kesempatan untuk menarik Rexi ke dalam pelukannya.

Al menatap momen romantis itu dengan begitu tenang, sedangkan Rexi berusaha untuk memberontak dan lepas dari pelukan Anggara.

Tanpa sepatah kata, Al berjalan menjauh dari tempat itu.

Beberapa menit kemudian, Rexi berhasil mendorong Anggara dengan keras. Dia menatap CEO muda itu dengan emosi dan tajam.

"Maksud lo apaan?! Ha!"

Bukannya menjawab pertanyaan Rexi, Anggara malah melirik ke arah Aksa sambil mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban.

"Mati aja lo, Asu!" teriak Rexi emosi, lalu berjalan pergi meninggalkan Anggara dan juga Aksa berdua.

Anggara menatap Aksa dengan santai, sedangkan Aksa juga melakukan hal yang sama, yaitu menatap Anggara dengan tenang.

"Lo beneran pacarnya Rexi?" tanya Aksa.

"Menurut lo?" tanya balik Anggara.

"Iya, gue pacarnya," ucap Anggara.

"Dulu," lanjutnya di dalam hati.

"..."

Aksa terdiam di tempatnya saat mendengarkan jawaban dari Anggara.

"Apa lo suka sama Rexi?" tanya Anggara.

"Ah salah ... Maksudnya, apa lo suka sama pacar gue?" tanya Anggara lagi.

Aksa terkekeh saat mendengarkan pertanyaan terakhir Anggara.

"Sayangnya, bangkai lo udah tercium," kata Aksa sambil tersenyum menyeringai.

Aksa berjalan mendekati Anggara, lalu kemudian menepuk-nepuk pundak Anggara. Aksa tersenyum remeh, lalu berjalan pergi meninggalkan Anggara.

Anggara menatap kepergian Aksa dengan tenang, lalu kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.

"Untuk sekarang, status gue sama Rexi itu mantan. Tapi, mari kita lihat, di masa depan nanti, status gue sama Rexi apa," kata Anggara dingin.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang