Masih Awet

3.1K 126 18
                                        

- Rooftop Sekolah, 13:47 PM -

"Rex .... Jelasin semuanya sama gue," kata Deian.

"Jelasin yang mana?" tanya Rexi.

"Apa maksud lo yang bilang mau double date sama Al tadinya?" tanya Deian.

Rexi memutar kedua bola matanya dengan begitu malas.

"Bukannya, dulu lo nembak gue dan minta gue buat jadi pacar lo, Dei? Jadi, gue terima, kan?" jawab Rexi malas.

Deian menggelengkan kepalanya.

"Hah ... Maaf, Rex. Gue enggak bisa. Gue enggak bisa kalau lo jadiin gue sebagai pelarian lo," kata Deian.

Rexi menghela napas panjang.

"Maka dari itu, Dei. Tolong ... Tolong bantu gue, Dei. Buat gue lupa sama Al, Dei ..." lirih Rexi sambil menundukkan kepalanya.

Deian tersenyum tipis.

"Untuk apa, Rex? Untuk apa gue bantu lo buat lupa sama Al? Semuanya bakalan sia-sia, Rex. Apapun yang enggak lo sukai dan lo paksa dengan cara kayak gini. Bukan cuma lo doang yang hancur, Rex. Tapi, gue juga," kata Deian pelan.

"Tolong, Dei. Tolong ... Tolong bantu gue, Dei. Gue janji sama lo, gue bakalan berusaha buat lupa sama Al dan buka hati gue buat lo," kata Rexi penuh permohonan.

Deian tadinya memang sudah mengklaim, kalau dia akan ikut serta memainkan drama yang dibuat oleh Rexi. Tapi, hatinya tiba-tiba menolak untuk dijadikan sebagai pelarian.

"Hah ... Gue harus apa, Rex?" tanya Deian putus asa.

Rexi menatap Deian dengan tatapannya yang begitu hopeless. Dia benar-benar tak tahu harus berbuat apa, selain menjadikan Deian pelariannya yang termasuk dalam ide gila.

"Hah ... Okey ..." putus Deian pada akhirnya. Dia tak tega melihat wajah sendu Rexi.

***

Al dan Renata masih setia untuk duduk di pojokan kantin. Dengan posisi suap-menyuap pastinya.

"Ekhem!" deham seseorang yang membuyarkan suasana romantis kedua sejoli itu.

"Gue sama pacar gue boleh gabung, enggak?" tanya Deian setelah Al dan Renata menatapnya.

Rexi tersenyum manis kepada Al dan Renata.

"Boleh, kok," jawab Al tenang, dia sekilas melirik ke arah Rexi.

"Kayak double date gitu?" tanya Renata.

"Hum ..." dehem Deian malas. Entah mengapa, mood-nya kadang buruk saat berkomunikasi dengan Renata.

"Ya udah lah. Oke in aja," kata Renata santai.

"Kalian kapan jadiannya?" tanya Al sambil melirik ke arah Rexi dan Deian secara bergantian, tetapi tangannya menyuap Renata.

"Baru aja," jawab Rexi sebelum Deian menjawab pertanyaan Al.

"Wih ... Baru aja, yah? Masih awet dong!" seru Renata sambil terkekeh kecil.

"Enggak tahu ke depannya," lanjut Renata di dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

"Rex ..." panggil Al.

"Iya?" jawab Rexi.

"Nanti, pas pulang sekolah, lo balik bareng Deian. Gue mau balik bareng Renata pas pulang nanti," kata Al.

"Iya," jawab Rexi lembut.

Rexi menggenggam tangan Deian dan berhasil membuat atensi Al dan Renata jatuh pada genggaman tangan mereka berdua.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang