"Ck! Kan, lo sama Renata boleh bertiga sama si Rexi di satu mobil," kata Ice menyarankan.
"Astaga, Bang. Gue, kan, udah bilang cuma berdua sama Renata? Bukan bertiga sama Rexi!" kesal Al.
Rexi mengepalkan kedua tangannya secara diam-diam saat melihat pertentangan antara Al dan Ice.
"Bang Ice. Bang Al. Rexi berangkat sendiri aja," kata Rexi tiba-tiba.
"Tapi-"
Ice langsung menggantung ucapannya saat Rexi langsung melangkah pergi begitu saja tanpa menunggu Ice menyelesaikan ucapannya.
Sedangkan Al menatap kepergian Rexi dengan tatapannya yang sulit untuk diartikan. Dia tahu kalau Rexi tak terima akan kehadiran Renata di dalam kehidupannya dan kisah cinta rumit mereka. Tapi, mau bagaimana lagi? Al memang sudah menyukai Renata.
Ice melirik ke arah Al dengan pandangan tak terima. Iya, dia tak terima kalau adiknya dinomor duakan seperti itu.
"Siapa Renata?" tanya ice di dalam hatinya dengan penasaran.
***
"Sialan! Argggg! Kenapa gue bisa telat kayak gini, sih?!" pekik Rexi dengan kesal saat setelah dia sudah berdiri di depan gerbang sekolahnya di pukul setengah tujuh.
"Pak! Tolong bukain pintu gerbangnya dong!" seru Rexi kepada sang satpam.
"Enggak bisa, Neng. Neng udah telat lima belas menit," jawab sang satpam menolak dengan sopan.
"Ck! Cuma lima belas menit doang, Pak!" kesal Rexi.
"Maaf, Neng. Aturan tetap aturan, Neng," kata sang satpam.
"Argggg!" kesal Rexi sambil menghentakkan kakinya dengan abstrak di atas tanah.
"Bukain aja, Pak!" seru seseorang tiba-tiba.
"Tapi den-"
"Dia telat ada alasannya, kok, Pak," potong murid pria itu dengan sopan sambil tersenyum kecil kepada sang satpam.
Sang satpam menganggukkan kepalanya dengan pelan, lalu menuruti apa yang diperintahkan oleh murid pria itu. Toh, murid pria itu seorang ketua OSIS, kan? Jadi, tak apa-apa.
Usai sang satpam membukakan pintu gerbang untuk Rexi, Rexi langsung berlari masuk dan berdiri tepat di depan sang ketua OSIS yang ber-name tag 'Aksa Aditama'.
Aksa menatap Rexi dengan tatapan datarnya. Ya, dia memang membantu Rexi untuk masuk sekolah. Tapi, tetap saja Rexi bersalah karena terlambat, kan?
"Uhm ... Ketos ... Ma ... Makasih, yah," kata Rexi gugup sambil tersenyum canggung kepada Aksa.
"Hum ..." deham Aksa, lalu berjalan pergi begitu saja.
Rexi mendelikkan matanya sambil menatap kepergian Aksa dengan tatapan tidak sukanya.
"Ck! Sialan banget, sih! Responnya bikin naik darah tinggi!" kesal Rexi di dalam hatinya.
***
"Tumben telat, Bu. Ada apa nih?" tanya Nina saat melihat Rexi masuk kelas dengan wajah kesalnya.
"Jangan dibahas. Gue lagi enggak mood," balas Rexi malas.
Kedua bola mata Rexi langsung beralih untuk melirik ke arah seseorang yang baru saja masuk kelas.
Rexi merasa muak saat melihat Renata masuk kelas sambil tersenyum dengan begitu senang.
"Ck! Lo kelihatan senang banget, Ren," kata Kiara.
"Oh jelas! Gue senang kayak gini karena ke sekolah bareng sama Doi!" jawab Renata sombong.
Rexi memutar kedua bola matanya dengan malas saat melihat tingkah Renata.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Novela Juvenil[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...