Lihat Praktek Secara Langsung

816 42 1
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

***

"Alvaro Addison!" teriak Barack.

Al tidak memperdulikan teriakan Barack, tetapi membalasnya hanya dengan sebuah senyuman tipis.

Dengan kasar Barack menarik kerah Al untuk mundur. Dan tarikan Barack berhasil menghentikan aktifitas Al yang melahap agresif bibir Rexi.

Satu tamparan keras dari Barack berhasil melayang pada pipi kanan Al. Tak ada pergerakan dan respon dari Al setelah ditampar oleh Barack.

"Barack! Kamu kenapa menampar Al?!" tanya Bellina, lalu menarik Al ke dalam pelukannya.

"Harusnya kamu tahu, apa kesalahan anak kandungmu ini!" jawab Barack dengan suara membentak Bellina.

"Ya! Aku tahu apa kesalahan anakku! Tapi, kamu jangan pernah menyakiti fisiknya atau bahkan menamparnya, karena dia tidak pernah menyentuh bahkan menyakiti fisikmu!" balas Bellina marah.

"Kau membela anakmu yang jelas-jelas sudah bersalah?!" tanya Barack tak habis pikir. Dia menatap tajam ke arah Al.

Al yang ditatap tajam hanya menatap Barack dengan santai sambil tersenyum tipis.

"Ck! Bahkan di wajahnya saja tidak ada raut wajah kesakitan dan dia terlihat begitu santai!" ucap Barack dan masih menatap tajam ke arah Al.

"Mungkin saja dia terlihat santai untuk menutupi kesakitannya! Kau kira tamparan itu tidak sakit?!" tanya Bellina dan masih memeluk Al.

"Teruslah berdebat sesuka hati kalian, karena ini salah satu cara agar gue sama Rexi bisa nyatu. Walaupun gue harus korbanin mama gue sendiri," batin Al dalam hatinya sambil tersenyum kecut.

"Al ..."

Terdengar suara lirih memanggil Al dari belakang mereka yang tak lain adalah suara Rexi yang baru sadar.

Sontak Al, Bellina dan Barack menoleh ke arah Rexi. Dengan cepat Barack menghampiri Rexi yang masih setengah membuka matanya karena baru sadar.

"Kamu tidak apa-apa?! Bagian mana yang kamu rasa sakit? Bilang sama papa biar papa panggil dokter secepatnya!" kata Barack khawatir sambil menggenggam tangan Rexi.

Rexi yang sudah sepenuhnya sadar langsung menatap objek yang ada di belakang Barack. Yang tak lain adalah pria yang disebutkan namanya saat baru sadar tadi, Alvaro Addison.

"Al ... Kenapa pipi kanan lo merah dan bengkak kayak gitu?"

Satu pertanyaan dari Rexi berhasil membuat Al tersenyum tipis dan membuat Barack terdiam seribu bahasa.

"Ck! Al sialan! Bukannya ngejawab pertanyaan gue, malah cuma senyum doang!" kata Rexi kesal.

"Lo yakin mau tahu kenapa pipi kanan gue bengkak dan merah kayak gini?" tanya Al.

"Sok teka-teki banget lo!" ucap Rexi malas.

"Gampang aja kalau lo mau tahu kenapa pipi kanan gue bengkak dan merah kayak gini. Bagus lo tanya sama orang yang genggam tangan lo saat ini," ucap Al sambil melirik Barack sekilas dan menunjukkan senyuman meledeknya.

Rexi langsung menatap Barack dengan penuh tanda tanya. Barack terdiam.

"Jangan bilang, papa nampar pipi Al?!" tebak Rexi sambil menatap tajam ke arah Barack.

"Papa melakukan semua itu karena Al sudah kurang ajar dengan kamu!" jawab Barack membela dirinya.

"Ck! Palingan Rexi enggak akan marah sama gue, yang ada malah merona!" batin Al di dalam hatinya sambil menatap santai ke arah Rexi dan Barack.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang