Kekesalan Ice Karena Rexi

2.5K 105 7
                                    

Bukan hanya cinta yang bisa membuat seseorang bahagia. Tapi, saudara sedarah juga bisa.

- My Brother -

- Written By HwangFitri_ -

***

Ice bersandar pada dinding kamar Rexi sambil menghela napas dengan begitu berat.

"Hah ... Rexi ... Buat jadi lo emang sulit banget buat mencintai orang yang enggak akan pernah ngebales perasaan lo. Mencintai sesuatu yang enggak mungkin," batin Ice, sekilas dia melirik ke arah kamar Al.

"Hah ... Gue berharap, lo nemuin kebahagiaan lo, Dek," lanjut Ice di dalam hatinya.

Ice menundukkan kepalanya dengan begitu dalam. Tiba-tiba dia teringat akan mendiang mamanya.

"Mama ... Ice minta maaf sebesar-besarnya. Ice enggak bisa jaga Eci untuk enggak menangis. Dan Ice, buat Eci luka kayak gini, Ma ..." lirih Ice di dalam hatinya.

Ya. Ice tadinya lewat di depan pintu kamar Rexi dan tidak sengaja mendengarkan Rexi menangis di dalam kamarnya sambil mengeluarkan semua keluh kesahnya. Dia mendengar pengakuan Rexi yang menyimpan hatinya untuk Al.

Ice mengangkat pandangannya, lalu kemudian mengatur deru napasnya agar dia bisa bernapas dengan tempo tenang, dan Rexi tidak akan curiga atas kehadirannya di sana.

Tok! Tok! Tok!

Ice mengetuk pintu kamar sang adik dengan pelan. Rexi yang mendengarkan itu buru-buru menghapus air matanya dengan cepat.

Tok! Tok! Tok!

Sekali lagi, Ice mengetuk pintu kamar Rexi.

"Rex, ini gue, Ice," kata Ice dengan lembutnya.

"Bang Ice ..." lirih Rexi.

Rexi berdiri dari posisinya dan berjalan dengan begitu lemah untuk membukakan Ice pintu kamarnya.

Ceklek!

"Kenap-"

Rexi yang tadinya ingin bertanya kepada Ice usai membukakan sang kakak pintu kamarnya, langsung mengurungkan niatnya saat Ice langsung berjalan masuk begitu saja ke dalam kamarnya.

"Lo ngapain ke sini, sih, Bang?!" tanya Rexi kesal, lalu kemudian menutup pintu kamarnya.

"Gue ngantuk," jawab Ice.

"Ya udah, tidur!" balas Rexi ketus.

"Iya. Ini, gue baru kau tidur," kata Ice lagi dengan tenangnya.

Rexi membulatkan kedua bola matanya dengan lebar.

"Maksud lo apaan?! Ha?! Ini kamar gue! Woy! Lo lagi enggak mabuk, kan, Bang?!" pekik Rexi tak terima.

"Terserah apa kata lo deh. Gue ngantuk banget, soalnya," kata Ice dengan malasnya.

Ice menjatuhkan tubuhnya di atas kasur Rexi dengan kasar, lalu perlahan memejamkan matanya dengan tenang.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang