Our Baby

2.8K 145 41
                                    

"Oke! Gue akui kalau gue itu emang bodoh. Gue pecundang. Gue bego. Gue juga salah karena udah ninggalin lo dan percaya sama penjelasan gila Al. Gue akui kalau gue emang salah, Rex. Tapi, setidaknya kasih gue kesempatan kedua, Rex ..." lirih Deian sambil menunduk sedih.

Rexi tersenyum sinis, lalu kemudian mendorong Deian dengan kasar.

"Rex ..."

Rexi tidak perduli dengan panggilan Deian, dia perlahan berdiri dari duduknya sambil menatap Deian yang bersujud di hadapannya.

Ah ... Dunia benar-benar berubah, yah.

Rexi menghapus air matanya dengan kasar. Perlahan dia sudah merasa baik dan normal.

"Sayangnya, gue udah enggak percaya sama yang namanya kesempatan kedua," kata Rexi sinis sambil tersenyum menyeringai.

Deian berdiri dengan cepat karena kaget dengan keputusan Rexi. Ah ... Bukannya kaget, sih, hanya saja dia tidak terima.

Baru saja Rexi ingin pergi meninggalkan Deian, Deian tiba-tiba menahan pergelangan tangannya dengan cepat.

"Pokoknya, lo jangan pernah tinggalin gue! Kasih gue kesempatan kedua!" tegas Deian.

"Lo-"

Muach!

Belum sampai perkataan Rexi, Deian tiba-tiba saja mencium bibirnya dengan lembut.

Rexi membulatkan matanya dengan begitu lebar sambil mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat di bawah sana.

Rexi sekuat tenaga memberontak agar dirinya lepas dari Deian.

"Gue bakalan milikin lo lagi, Rex. Enggak akan ada seorangpun yang bisa halangi mau gue, walaupun itu Al atau orang lain," batin Deian sambil tersenyum menyeringai.

Bukannya melepaskan Rexi, Deian malah menyudutkan gadis mungil itu di tembok.

"Oh Tuhan! Cobaan apalagi ini?!" tanya Rexi di dalam hatinya. Dia benar-benar dilecehkan.

Rexi menangis.

"Tolong gue ..." lirih Rexi di dalam hati karena sudah merasa lemas.

Ting!

Notifikasi pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponsel Rexi.

Detik itu juga Deian berengsek melepaskan ciuman bibirnya.

Rexi terduduk lemah di atas lantai, sedangkan Deian dengan lembut memeluk tubuh lemah itu.

Ting!

Ting!

Ting!

Kini notifikasi pesan kembali masuk ke dalam ponsel Rexi.

Rexi sesegukan sambil menatap layar ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.

From Alvaro Addison :
I see you.

From Alvaro Addison :
Pulang sekolah nanti.

From Alvaro Addison :
Gue tunggu di apart.

From Alvaro Addison :
Gue mau minta yang lebih dari apa yang diambil Deian.

Rexi membulatkan matanya dengan begitu lebar. Dia benar-benar speechless, mengapa Al tahu segala apa yang dilakukan olehnya. Apakah Al punya mata-mata yang dua puluh empat jam selalu memantau Rexi?!

***

- 17:12 PM -

Rexi tengah berjalan mondar-mandir dengan begitu gelisah sambil menggigit bibir bawahnya karena merasa cemas dan takut.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang