Di pagi hari di kediaman keluarga Barack, tepatnya di ruang makan. Terlihat dua orang pria dan satu orang wanita yang sedang makan dengan begitu tenang.
"Bang ... Mommy sama Daddy di mana?" tanya Rexi.
"Lo nanya ke Abang lo yang mana?" tanya Al.
"Abang lo yang paling tua. Apa Abang lo yang paling tampan?" tanya Al sambil merapikan almamater sekolahnya dengan gaya yang begitu cool.
Rexi yang melihat tingkah Al hanya bisa menahan rasa sakitnya di dalam hati untuk tidak berlarut dalam mencintai kakak tirinya sendiri.
"Gue tanyain lo. Soalnya kalau gue tanyain sama Ice pasti Ice enggak tahu. Bangunnya aja samaan sama gue," jawab Rexi santai kepada Al yang berhasil membuat Al terdiam.
"Bang Al. Kok diam?" tanya Rexi kepada Al.
Al yang mendengar suara Rexi akhirnya sadar dari lamunannya.
"Ouh ... Abang enggak tahu. Soalnya, Abang juga baru bangun," kata Al pelan.
Kini posisi terbalik. Sekarang Rexi yang terdiam saat mendengarkan jawaban Al.
"See now Rexi. Bahkan dia dengan mudahnya buat jawab pertanyaan lo!" seru Rexi di dalam hatinya.
"Rex, lo kenapa?" tanya Ice kepada Rexi saat melihat adiknya itu terdiam.
Rexi tersentak lalu menoleh kepada Ice.
"A ... Ah! Rexi cuma kepikiran kalau Rexi lupa minta uang jajan sama Papa," jawab Rexi.
"Soalnya, uang jajan Rexi habis," jawab Rexi asal.
"Lah! Bukannya minggu lalu, Papa transfer uang jajan di kartu ATM lo? Kok, cepat banget habisnya?" tabya Ice heran.
"Emangnya, uang minggu lalu yang Papa transfer buat lo. Lo apain sampai habis?" tanya Ice lagi kepada Rexi
"A ... Apaan, sih?! Kepo banget lo!" seru Rexi.
"Santai aja kali. Enggak usah ngegas. Orang cuma nanya doang, kok," ucap Ice kesal kepada Rexi.
Al tiba-tiba berdiri dari duduknya, membuat Ice dan Rexi melirik ke arahnya dengan cepat.
"Lo udah mau berangkat?" tanya Ice kepada Al.
Al hanya mengangguk sambil berdeham.
"Ya udah ... Lo berangkat sama si Rexi," kata Ice.
Seketika Rexi menatap tajam ke arah Ice. Ice hanya memasang wajah datarnya, lalu di detik ketiga dia mengeluarkan senyuman sinisnya.
"Bang Ice!" seru Rexi.
"Siapa suruh lo buat mood gue hancur di pagi hari gini?" tanya Ice santai, lalu kembali memakan nasi gorengnya.
"Hum ... Gue sih fine fine aja ..." kata Al, dia menjeda ucapannya.
"Tapi, gue enggak ngantar Rexi sampai sekolah nantinya. Soalnya gue mau jemput renata," lanjutnya tenang.
"Jadi, kalau Rexi mau ikut. Sorry ... Gue nanti bakalan nurunin lo di tengah jalan," lanjutnya lagi dengan tenang.
Degh!
Bagaikan disambar petir. Ditinju berkali-kali. Ditampar dan dilempari.
Seketika hati Rexi terasa sakit saat medengar pengakuan dari Al kakaknya.
"Loh, kok?!" protes Ice.
Rexi berdiri dari duduknya, lalu menatap Al yang sedang santai menatapnya
"Gue bisa ke sekolah sendiri," kata Rexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Teen Fiction[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...