Tontonan Drama Komedi

497 34 4
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

***

Indonesia, Bongouvile Hospital, 20:23 -

Rexi dan Barack sama-sama terdiam saat melihat orang yang berada tepat di belakang Anggara. Al dan Bellina yang tidak tahu keadaan hanya bisa melihat dengan tatapan bingung.

Suasana begitu akward dan canggung terjadi seketika, membuat Bellina langsung membuyarkan suasana itu saat berhasil mengangkat bicara.

"Loh! Ini ibu, Nak Anggara?" tanya Bellina lembut pada Anggara.

Anggara mengangkat sebelah alisnya.

"Lo enggak tahu wanita tua ini siapa?!" tanya Anggara sinis.

Rexi yang mendengar perkataan tak sopan Anggara langsung merasa jengkel.

"Mama gue punya nama. Lo jangan panggil mama gue kayak gitu!" bentak Rexi sambil menatap Anggara dengan marah.

Pernyataan yang keluar dari mulut Rexi, berhasil membuat Al dan Bellina membulatkan matanya.

"Mama?!" tanya Al dengan nada kaget, tetapi masih tetap dibuat santai.

Seketika air mata Meki dan Rexi menetes secara bersamaan.

Barack? Dia masih speechless dengan keadaan.

"Kenapa Om enggak lepas kangen sama istri Om?" tanya Anggara kepada Barack.

Mendengar pertanyaan Anggara, Bellina membulatkan matanya.

"I ... Istri?!" seru Bellina karena kaget.

"Ah ... Kayaknya Tante belum kenal siapa wanita ini. Uhm ... Tante juga belum kenal, siapa istri dari suami tante sekarang!" sinis Anggara.

"Biar lebih jelas lagi, bagaimana kalau saya memperkenalkan istri dari suami tante?" lanjut Anggara menawarkan diri, lalu menarik Meki berdiri tepat di depan Bellina.

"Perkenalkan, namanya Meki Alexa, yang statusnya dengan om Barack masih sah dalam hubungan suami istri, karena setahu saya, mereka belum bercerai!" kata Anggara dan disudahi dengan senyuman licik.

"Ma ... Mas, bukannya kamu bilang kalau istri pertamamu meninggal karena kecelakaan?!" tanya Bellina tak percaya.

"Si-"

Belum sempat perkataan Barack berakhir, Rexi tiba-tiba memanggil Meki sambil menangis.

"Mama!" panggil Rexi dengan air mata yang mengalir deras.

Al yang memang sedari tadi sudah emosi, langsung menarik kerah Anggara dan menyeretnya untuk keluar dari ruang inap Rexi.

Anggara tak memberontak sedikitpun dan membiarkan Al menyeretnya sampai di depan ruang inap Rexi.

Di sinilah Anggara dan Al sekarang, di depan ruang inap Rexi.

Tubuh Anggara berhasil terbentur dengan bebas pada dinding tembok rumah sakit saat tanpa aba-aba Al langsung memukulnya dengan keras.

Al menggerakkan tangannya dengan cepat untuk mencengkeram rahang Anggara.

"Maksud lo apa?!" tanya Al dengan nada suara yang begitu emosi.

Anggara hanya tersenyum sinis sambil menatap Al dengan tatapan meremehkan. Al yang benci dengan senyuman Anggara langsung memperkuat cengkeramannya pada rahang Anggara.

"Sial!" batin Anggara dalam hatinya karena kesakitan gara-gara cengkeraman Al pada rahangnya.

"Detik ini juga, gue bakalan bunuh lo!" seru Al, lalu semakin memperkuat cengkeramannya pada rahang Anggara.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang