"Jadi, lo cuma bicara bohong sama gue?!" tanya Rexi tak habis pikir.
Al mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban.
"Yang penting, gue lakuin ini sama lo karena mau tebus kesalahan gue yang udah nyakitin lo, ditambah lagi karena udah buat Lo malu," kata Al tenang.
"Dan gue mau perbaiki hubungan kita. Harusnya sekarang lo jadi milik gue," lanjut Al di dalam hatinya.
Rexi menatap Al dengan begitu geram, dia mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi.
"Lo- Arggg! Bawa gue balik ke kost! Gue enggak mau ada di sini!" kesal Rexi sambil menatap Al geram.
"Enggak. Lo harus tetap stay di sini!" kata Al menolak mentah-mentah.
"In your dream, Bitch!" sinis Rexi.
"Kalau emang lo enggak mau nganterin gue, biar gue yang balik sendiri!" tegas Rexi.
Rexi membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari sana, tetapi Al tiba-tiba mengancamnya.
"Lo pergi atau pemilik kost-an itu dalam bahaya!" tegas Al mengancam.
Rexi kaget dan menghentikan langkahnya dengan cepat. Dia membalikkan badannya dan menatap Al dengan emosi.
"Lo gila?! Maksud lo apaan, Anjing?!" emosi Rexi.
Al mengangkat bahunya dengan tenang, lalu berjalan dengan santai menuju apartemen.
"Al! Sialan lo!" teriak Rexi emosi.
"Turunin nada lo!" tegas Al.
Rexi memegang kepalanya sambil meremas rambutnya. Dia merasa pusing dengan sikap toksik Al.
"Oh God, cobaan apalagi ini? Tadi, gue diperlakuin layaknya seorang Puteri. Dan sekarang, gue diperlakukan kayak gini. Hidup gue serasa ada di tangan dia. Gue enggak bebas!" batin Rexi frustasi.
"Rex! Lo mau masuk apart sendiri, atau mau gue seret dulu?!" tanya Al tiba-tiba.
Rexi langsung menatap Al dengan begitu tajamnya. Bahkan ada sorot mata kebencian di sana.
Al perlahan berjalan mendekati Rexi sambil menatap gadis mungil itu dengan santai. Rexi yang benar-benar sudah sangat muak akhirnya kembali pada apartemen itu.
"Gue enggak salah pilih buat balik ke sini, kan? Gue cuma enggak mau kalau orang lain harus punya masalah cuma karena gara-gara gue. Gue terlalu bodoh karena udah percaya sama Al, yang muka sama sifatnya beda seratus delapan puluh derajat," batin Rexi.
Rexi menghela napas panjang, lalu menundukkan kepalanya dengan dalam.
"Oke. Lo tinggal jalani aja, Rex. Enggak usah diperdulikan. Kita lihat aja kedepannya kalau emang lo disakiti," batinnya lagi sambil tersenyum tipis.
Rexi mengangkat pandangannya secara perlahan sambil menatap Al dengan santai.
"Oke, gue bakalan balik di neraka jahanam ini," kata Rexi.
Tanpa basa-basi lagi, Rexi langsung berjalan masuk apartemen itu.
Al menatap punggung Rexi yang semakin menjauh darinya, dia menyunggingkan senyum kecilnya.
"Sorry, Rex, gue lakuin ini biar lo enggak benci sama gue. Karena lo cuma milik gue. Mine, mine, mine and mine," batin Al sambil tersenyum menyeringai.
Al perlahan berjalan menuju apartemennya, sedangkan Rexi menatap seisi apartemen luas itu dengan tatapan nanarnya.
"Welcome back, Rexi Alexa. Sekarang, setiap harinya lo bakalan jumpa sama tiga cowok yang udah buat lo ngerasain, apa itu neraka dunia. Papa, Bang Ice dan Al," batin Rexi miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Teen Fiction[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...