Pernikahan Impian [End]

1.5K 44 7
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

***

Indonesia, 16:12 -

Pernikahan Al dan Rexi tetap dilaksanakan, bahkan mereka berdua mengucapkan janji suci disaat suasana yang jauh dari kata romantis. Karena, altar yang tadinya tersusun sangat rapi, berubah menjadi altar yang seperti kapal pecah setelah peperangan pertumpahan darah. Bercak darah bahkan bertebaran ke sana ke mari.

"Gila! Rexi sama Al masih mau nikah di suasana kayak gini?! Altarnya jauh dari kata layak pakai!" batin Deian.

Deian mengitari pandangannya untuk memperhatikan seisi ruang pernikahan itu.

"Mana peluru bertebaran di mana-mana pula. Bercak darahnya bahkan kelihatan banget," gumam Deian.

Deian bergidik ngeri sendiri.

Ya, Deian juga hadir di acara pernikahan Al setelah Aksa meneleponnya dan berkata bahwa Renata ingin menyerang Rexi dan Al.

Awalnya, Deian tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Aksa, tetapi pada akhirnya dia percaya setelah melihat kejadian yang ada.

Rexi mengitari pandangannya sambil menatap seisi ruangan tempatnya menikah.

"Pernikahan impian. Menikah layaknya seorang ratu, berdiri di atas altar mewah, tamu undangan berbahagia seperti peri, dan itu semua pernikahan impian gue. Semuanya cuma ekspektasi," batin Rexi.

Rexi tersenyum nanar.

"Gue nikah di tempat yang berantakan, peluru berserakan di atas lantai. Bahkan, gue nikah tepat di depan jasad Anggara," lanjutnya di dalam hati.

Rexi menatap ke arah jasad Anggara yang sedang dikremasi oleh beberapa pihak berwajib.

Rexi tersenyum tipis di depan jasad pria itu.

"It's okey kalau gue nikah tepat di depan mayat Anggara. Gue suka kalau dia menderita sampai mati," lanjut Rexi lagi di dalam hatinya.

Al melirik ke arah Rexi yang tak bersuara. Matanya memperhatikan serius pada kedua mata Rexi yang menatap jasad Anggara.

"Dendam, itu yang gue lihat di mata Rexi," batin Al sambil tersenyum tipis.

Al menatap setiap kerusakan di pesta pernikahannya itu. Senyuman puas tersungging pada bibirnya.

"Ini pernikahan impian gue. Peluru bertebaran, bercak darah mendominasi, jasad musuh gue bahkan ikut hadir di sini. Dekorasi altar pernikahan yang benar-benar sangat memuaskan," batin Al.

Al melirik ke arah perut Rexi yang tertutup gaun putih dengan sedikit percikan darah.

Al tersenyum menyeringai.

"Bersenang-senanglah dan lihat bagaimana dekorasi pernikahan mama dan papamu, Nak. Karena pernikahan hanya dengan modal cinta, tidak cukup. Karena hidup butuh hal yang berbeda dari yang lainnya," batin Al seakan-akan berbicara pada bayi di dalam kandungan Rexi.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang