Taktik Kuno

615 49 0
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

Instagram @itssfitri_

***

Sesuai dengan permintaan Rexi dan Bellina, mau tak mau Al harus mencari penjual bakso di jam empat subuh itu.

"Astaga! Nyari tukang bakso di waktu kayak gini susah banget! Kalau siang banyak banget yang mangkal. Sekarang mana ada!" keluh Al.

Al di dalam mobil sambil mencari ke samping kanan dan kiri penjual bakso yang sudah mangkal. Tapi, mau bagaimana lagi, tak ada satupun penjual bakso yang dilihatnya.

"Mana lo Abang tukang bakso, Sialan?!" kesal Al.

Tiba-tiba saja ponsel Al bergetar menandakan bahwa seseorang meneleponnya.

Al mengangkat panggilan telepon dari sang mama dengan kesal dan marah.

"Apa?! Al belum dapat Abang tukang bakso-nya! Mama jangan ganggu Al biar Al fokus buat cari Abang tukang bakso-nya!" kesal Al sebelum sang mama angkat suara.

"Sekarang, kamu pulang," perintah Bellina.

"Bakso-nya belum ada!" sinis Al.

"Rexi udah enggak minta. Dia udah tidur," kata Bellina.

"Sialan!" kesal Al sambil tersenyum greget.

"Pulang sekarang, Al. Dia mau tidur tapi harus dipeluk sama kamu!" keluh Bellina.

"Aneh banget peranakan Dajjal itu!" kesal Al.

"Jangan banyak basa-basi, Al! Pulang sekarang sebelum Rexi bangun!" tegas Bellina.

Bellina langsung menutup panggilan teleponnya dengan Al usai mengatakan hal itu kepada anaknya.

"Ck! Apa cuma gue aja yang ngerasa kalau hari ini gue udah kayak babu Puteri kerajaan?! Mana jam empat subuh gue belum ada tidur lagi. Mana si Rexi mewek mulu lagi!" kesal Al.

"Ck! Kalau tahu gini ngidamnya si Rexi aneh-aneh! Ogah gue hamilin tuh anak! Karma gue nih!" kesal Al.

***

Al berjalan kesal masuk ke dalam kamar Rexi.

"Udah jam lima subuh dan gue belum tidur sedikitpun gara-gara nih anak!" kesal Al.

"Gue dengar, Al!" sahut Rexi.

"Anjir! Telinga ibu hamil tajam banget!" seru Al.

"Bagus kalau telinga gue yang tajam. Dari pada mulut gue yang tajam?! Mati berdiri lo!" sinis Rexi.

"Sialan!" umpat Al kesal.

"Nyumpahin nih anak mati enggak apa-apa enggak, sih? Dia bawaannya bikin gue emosi sama darah tinggi terus!" batin Al kesal.

"Jangan maki-maki gue di dalam hati! Gue tahu loh! Bilang aja secara langsung sama gue! Pengecut bangsat!" seru Rexi menebak.

"Nyebut, Rex! Lo lagi bunting!" kesal Al.

Rexi mendecih.

"Jangan ngedecih! Iler lo melayang!" ledek Al.

"Cih!" Sekali lagi Rexi mendecih.

"Liur lo enggak ngehasilin duit kayak liur burung walet!" ledek Al.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang