- Sekolah - 09:12 AM -
Rexi berjalan santai untuk masuk ke kelasnya. Renata yang tengah duduk tenang langsung menatapnya dengan begitu sinis dan tak suka. Rexi yang sadar akan hal itu hanya mendengkus kesal.
"Lo acuhin aja, Rex. Enggak usah diurus," batin Rexi di dalam hatinya sambil memutar kedua bola matanya dengan begitu malas.
Rexi perlahan duduk di kursinya yang tepatnya berada di samping Kiara.
"..."
Kiara melirik ke arah Rexi dengan canggung.
"Gue harus minta maaf sama Rexi. Lo harus minta maaf sama Rexi, Ki," batin Kiara sambil menunduk dengan sedih.
Rexi yang juga tampak tak peduli lebih memilih untuk membaca buku saja.
Sudah tiga menit lebih berlalu, tetapi Kiara tak kunjung meminta maaf kepada Rexi.
"Sial! Mulut gue susah banget buat ngomongnya!" batin Kiara kesal.
Rexi tiba-tiba meletakkan bukunya dengan kasar di atas meja.
"Sorry ..." kata Rexi tiba-tiba. Dia menatap Kiara dengan datar.
"Ha! So ... Sorry?" tanya Kiara heran.
"Sorry karena gue udah buat Lo risih sama kehadiran gue yang duduk di samping lo," kata Rexi tenang sambil tersenyum manis kepada Kiara.
"Ha?!"
Kiara terdiam seperti orang bodoh.
Rexi menghela napas panjang, lalu kemudian mengambil tasnya dan berniat untuk keluar dari kelas.
"Rexi!" panggil Kiara menahan Rexi.
"..."
Rexi berhenti.
"Lo mau ke mana?" tanya Kiara pelan. Oh sial! Rasa canggung itu masih ada.
"Ah ... Kemana aja, sih. Soalnya Lo risih kalau lagi dekat sama gue," jawab Rexi.
"Ha?! Eng ... Enggak, kok!" balas Kiara cepat sambil menggelengkan kepalanya.
Rexi mengerutkan keningnya dengan heran.
"Ck! Lo enggak usah enggak enak hati, Ki. Dia mah B aja kalau pindah jauh keluar kelas!" sahut Renata tiba-tiba.
Rexi mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat karena emosi dengan Renata. Oh sial! Begitu bencilah Renata kepada dirinya.
"Dia mah udah enggak ada tempat, Kim nama dia udah jelek banget di sekolah kita," lanjut Renata dengan tenangnya.
"Apa kabar sama lo yang udah terkenal open BO di sekolah ini, Jalang?" tanya Rexi di dalam hatinya dengan sinis.
"It's true, Baby," kata Renata santai saat melihat tatapan tajam Rexi untuknya
Brak!
Sudah sangat merasa gerah dengan caci maki dan hinaan Renata, Rexi memukul meja yang ada di depannya dengan begitu kuat.
Renata kaget bukan main, bahkan dia terdiam membisu.
Rexi tersenyum menyeringai saat melihat ekspresi Renata.
"Kalau emang lo enggak banyak berani sama gue. Jangan bersikap layaknya anjing liar yang punya jiwa jinak sama kucing," kata Rexi meremehkan.
Renata mengalihkan pandangannya sambil diam-diam menghela napas panjang. Dia benar-benar kaget dengan Rexi. Uhm ... Juga takut sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
Teen Fiction[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...