Seseorang berjalan dengan cara mengendap-endap di dalam apartemen kediaman keluarga Barack di saat pas jam dua belas di malam hari.
Klik!
Tiba-tiba saja lampu ruang tamu apartemen dua lantai itu hidup. Seseorang menghidupkannya.
"Ekhem ... Mau ke mana?" tanya Ice yang tak lain adalah orang yang menghidupkan lampu ruang tamu apartemen.
Sang pelaku yang ditanya langsung membulatkan kedua bola matanya dengan begitu lebar. Dia tak menyangka kalau masih ada satu anggota keluarga di dalam apartemen itu yang belum larut di dunia mimpinya.
"Rexi Alexa. Gue nanya sama lo," kata Ice. Dia perlahan berdiri dari duduknya.
"Lo mau ke mana?" tanya Ice lagi dengan nada suara mengintimidasinya.
"Ba ... Bang Ice ..." gumam Rexi kaget.
Ice tersenyum miring.
"Mau ke mana? Hum?" tanya Ice tenang.
Ice menjatuhkan pandangannya dan menatap gaya pakaian yang tengah digunakan oleh adik perempuannya itu.
"Hum ... Baju pendek yang ekspos bagian perut, plus celana jeans pendek yang ekspos paha. Emangnya, mau ke mana? Hum ..." tanya Ice lagi.
"..."
Rexi bergeming. Dia tahu maksud ucapan Ice.
"Enggak sekalian pakai dalaman aja, Rex?" tanya Ice sinis.
"Ah! Enggak deh! Maksudnya, enggak sekalian aja lo enggak usah pakai pakaian? Ekspos aja semua tubuh lo, kan?" ulang Ice bertanya saat setelah mengkoreksi ucapannya.
"Ih! Kok, Bang Ice malah mesumin adik sendiri, sih?!" tanya Rexi tak habis pikir sambil mengerucutkan bibirnya.
Ice memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Jam dua belas malam, Rex. Lo mau ke mana?" tanya Ice yang masih sok tidak tahu.
"Ha?! I ... Itu ... Anu. Uhm ... A-"
"Mau ke Club?" potong Ice karena bosan melihat sikap gugup Rexi.
"Enggak bakalan gue ijinin!" seru Ice.
Rexi menghela napas panjang.
"Belum juga bilang. Udah ditolak aja," batin Rexi kecewa.
"Masuk kamar! Enggak usah keluar!" perintah Ice tegas.
"Tapi, Bang! Re-"
"Rexi Alexa! Gue bilang masuk kamar!" potong Ice.
"Lo enggak dengar apa kata gue. Gue bakalan bilang sama Papa!" lanjut Ice tegas.
"Kok, malah ngancem, sih, Bang?!" tanya Rexi tak terima.
Ice tidak menggubris komentar Rexi. Dia hanya ingin Rexi mengikuti perintahnya.
"Hitungan ketiga, lo haru ke kamar!" kata Ice geram.
"Satu! Dua! Tig-"
"Selalu aja!" potong Rexi emosi. Ice kaget akan hal itu.
"Selalu aja Bang Ice enggak pernah ngerti sama keadaan Rexi! Bang Ice itu kakak Rexi atau bukan, sih?!" tanya Rexi emosi.
"Abang tahu sendiri kalau sekarang Rexi lagi pusing banget, kan?! Rexi juga punya banyak masalah, kan?!" tanya Rexi.
"Abang juga tahu gimana sifat Rexi. Rexi kalau ada masalah itu luapin semuanya lewat Club sama Bar!" teriaknya lagi.
"REXI BENCI BANG ICE!!" bentak Rexi emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
أدب المراهقين[𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap semena-mena Alvaro semakin menjadi-jadi setelah sang ibu menikah dengan salah satu CEO yang memiliki seorang putri yang bernama Rexi Alexa a...