Empat Mangsa Dalam Sekali Gerak

505 45 5
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

***

-INDONESIA - APARTEMEN ANGGARA - 20:12 -

Anggara melihat Meki yang berbaju rapi turun dengan terburu-buru dari kamarnya.

"Mau ke mana lo?" tanya Anggara pada wanita berusia tiga puluh tahunan itu.

"Mama mau pergi ke rumah sakit," jawab Meki.

"Lo mau jenguk siapa?" tanya Anggara lagi.

"Papamu," jawab Meki.

"Ck! Lo stres atau gimana?! Bukannya bokap gue lagi di Singapura?! Sejak kapan rumah sakit yang di Singapura pindah ke Indonesia?!" seru Anggara meremehkan Meki.

"Papamu dipindahkan di rumah sakit Indonesia beberapa jam yang lalu, karena kesehatannya sudah sangat membaik. Jadi, papamu akan dirawat di rumah sakit Indonesia saja," jelas Meki.

Anggara yang mendengar penjelasan Meki langsung berdiri dari duduknya.

"Papa sekarang di rumah sakit mana?!" tanya Anggara.

"Bongouvile hospital," jawab Meki.

Seketika Anggara terdiam.

"Bongouvile hospital?!" batin Anggara di dalam hatinya.

"Bukannya itu rumah sakit yang ditempati Rexi buat dirawat?!" batin Anggara lagi.

"Lo beneran kalau papa dirawat di sana?" tanya Anggara meyakinkan.

"Ya. Mama dapat telepon dari manajer yang merawat papa kamu di Singapura, kalau papa mau dirawat dan dipindahkan di Bongouvile hospital," jawab Meki.

Seketika senyuman licik terukir di bibir Anggara.

"Ini kartu kesempatan gue. Selamat Anggara! Lo bakalan dapat apa yang lo mau, manfaatin selagi ada," batin Anggara di dalam hatinya.

"Kalau begitu, Mama mau langsung ke rumah sakit sekarang," kata Meki, lalu mengambil kunci mobil yang ada di atas meja tepat di depan Anggara.

Anggara yang melihat itu langsung merebut kunci mobil yang diambil oleh Meki.

"Biar gue yang nyetir!" sinis Anggara, lalu berlari cepat keluar dari apartemen.

Meki yang melihat itu langsung merasa senang karena Anggara yang tidak begitu peduli dengan ayahnya ternyata begitu senang bila menjenguk ayahnya di rumah sakit.

"Ternyata, di balik sifat kasar dan dinginnya Anggara, nyatanya dia punya rasa peduli terhadap papanya," gumam Meki, lalu berjalan keluar untuk menyusul anggara.

Tanpa Meki tahu, Anggara melakukan itu karena ada niat licik di otaknya.

"Anggara, hari ini lo bakalan menang. Cukup gunain pelakor ini sebagai umpan dan lo bisa dapat dua orang sekaligus dan ngehancurin dua orang sekaligus juga! Gue bisa dapat Rexi dan bokapnya, dan gue bisa hancurin Al sama mamanya. Sekali gue jalanin rencana, ternyata efeknya bisa merubah banyak hal," batin Anggara di dalam hatinya sambil tersenyum licik.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang