Boleh Mengambil Secara Paksa?

4.4K 159 9
                                    

"Lo dari mana? Bahkan, sampai jam pulang. Lo enggak masuk kelas!" tanya Al tegas.

"Lo bisa buat enggak ngebentak, enggak?" tanya Rexi datar.

"Enggak bisa!" bentak Al.

"Lo dari mana?!" tanya Al lagi dengan keras.

"Cih!" Rexi mendecih sinis.

Perlahan Rexi membalikkan badannya dan berniat berjalan menjauhi Al, tetapi Al kembali menahannya dengan cara menarik pergelangan tangannya dengan begitu kasar.

"Apa-apaan, sih?!" tanya Rexi emosi.

Al tidak menggubris sikap protes Rexi. Dia malah lebih memilih untuk memaksa Rexi masuk mobilnya.

Rexi memberontak dengan keras dan berusaha untuk keluar dari dalam mobil Al, tetapi Al malah mengunci pintu mobilnya secara otomatis. Membuat Rexi tak dapat berkutik lagi.

Al menancap gas mobilnya dengan laju tinggi.

"Lo gila, Al!" teriak Rexi emosi dan pastinya tidak dipedulikan oleh Al.

Al melakukan mobilnya dengan cepat menuju apartemen keluarga mereka.

***

Al langsung berjalan masuk apartemen usai memarkirkan mobilnya di garasi apartemen.

Rexi menatap punggung Al dengan begitu nanar.

"Kenapa dia malah kelihatan beda banget?" tanya Rexi pelan.

"Kenapa kasar, Al?" tanya Rexi lagi dengan lemah.

Rexi perlahan menundukkan kepalanya dan kedua matanya bahkan mulai berkaca-kaca.

Seseorang tiba-tiba merangkul pundak Rexi dan hal itu berhasil membuat Rexi kaget bukan main.

Rexi mengangkat pandangannya untuk melihat, siapa yang baru saja merangkulnya secara tiba-tiba.

"Astaga! Deian!" pekik Rexi kesal karena ternyata pelakunya adalah Deian.

"Hehehe ... Hai!" sapa Deian sambil menyengir kuda.

"Ngapain lo datang ke sini?!" tanya Rexi dengan nada kesalnya karena dia masih kesal dengan Al yang membuatnya terkejut.

"Si Al minta gue ke sini buat temani dia main PS," jawab Deian.

"Jadi, gue datang ke sini deh," lanjut Deian.

"Dih ... Kurang kerjaan banget lo!" ledek Rexi.

"Biarin ajalah," kata Deian sambil terkekeh kecil.

"Ya udah deh. Masuk yuk," ajak Rexi.

"Hum ..." deham Deian.

Rexi dan Deian langsung melangkah kaki mereka untuk masuk ke apartemen.

Rexi dan Deian tersentak kaget karena Al yang terduduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Dia menatap Deian dan Rexi dengan tatapan tenangnya. Bahkan, amat terlihat sangat tenang.

"Udah baikan ternyata," kata Al santai saat melihat kedekatan Deian dan Rexi.

Rexi mengerutkan keningnya karena heran dengan ucapan Al.

"Ya, kan, kita berdua emang baikan. Emangnya, kapan gue sama Rexi enggak baikan?" tanya Deian.

"Iya enggak, Rex?" tanya Deian sambil melirik ke arah Rexi.

"I ... Iya ..." jawab Rexi sambil tersenyum kikuk.

Al tersenyum sinis melihat reaksi Rexi.

"Ah iya, Rex. Gue mau keluar dulu sama Rena. Mau jalan-jalan," kata Al tiba-tiba,.membuat Rexi dan Deian menatapnya dengan cepat.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang