Buku Bertemu Dengan Ruas

879 63 10
                                    

***

- Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote. Nulis enggak segampang buat membaca :) -

***

My Brother

Written By HwangFitri_

Instagram @itssfitri_

***

Apartemen -

"Mom ... Come on ..." pinta Al manja kepada sang ibu.

"Tak bisa, Al. Mama tak punya wewenang penuh. Semua keputusan ada pada papa kamu. Dia kepala keluarga di sini," ujar Bellina lembut, menolak permintaan sang anak.

"Sekali papa kamu bilang tidak, artinya tidak. Tidak ada yang bisa mengganggu gugat! Toh ... Kamu juga tahu, bagaimana sifat asli papa kamu, kan? Enggak bisa dibantah!" lanjut Bellina memperingati sang anak.

"Ck! Cuma papa tiri pun. Sombongnya selangit!" gumam Al pelan.

Plak!

Bellina memukul tangan Al dengan kesal.

"Itu papa kamu!" tegas Bellina.

"Tiri pun!" balas Al kesal.

"Al!" ancam Bellina sambil menatap Al dengan tajam.

"Ck! Belain aja terus, Ma. Anaknya minta restu buat nikah. Eh ... Mamanya malah milih buat di pihak lawan. Enggak niat banget lihat anaknya bahagia dunia akhirat!" keluh Al.

"Emang! Siapa suruh kamu jadi cowok berengsek nya minta ampun?!" balas Bellina kesal.

Memangnya, siapa yang tak kesal melihat sikap berengsek anaknya, sih?

"Ma!"

Bellina mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan.

"Makanya, kalau mau buat sesuatu itu, pikirkan dulu bagaimana resiko yang akan terjadi ke depannya. Jangan cuma mau nyamannya saja!" ujar Bellina menasehati Al.

"Jangan pernah berpikir jangka pendek. Kamu mikir enaknya tanpa mikir jeleknya. Rasakan! Kamu menyesal, kan?!" kesal Bellina lagi.

"Ck! Bukannya bantu, malah ngomel!" keluh Al pelan.

"Iya udah kalau emang enggak mau! Al bawa Rexi lari dari sini!" ancam Al.

Bellina menatap Al dengan serius.

"Sekali saja kamu melakukan hal itu. Jangan harap kalau mama mau mengakui kamu sebagai anak mama!" kata Bellina serius.

"Ck! Cara mama bercanda enggak lucu," kata Al malas. Dia paling benci kalau mama nya sudah mengancam dengan kalimat seperti itu.

"Mama enggak bercanda, Al," kata Bellina mengkonfirmasi.

Bellina memegang pundak anak kesayangannya itu dengan lembut.

"Cukup sampai sini kamu berkelana dengan otak berengsek kamu itu, Al. Cukup sampai di sini saja. Jangan berharap kalau solusi licikmu itu bisa memperbaiki masalah. Bukannya memperbaiki masalah, tetapi malah memperkeruh suasana," jelas Bellina.

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang