#PROLOG

6.9K 214 5
                                    

Ini hanya sebuah takdir,
yang mengajarkanku, bagaimana
caranya menghadapi diri yang akan terus tersakiti
~Refalden Dakara

Happy reading
Bagaimana jika seorang anak yang belum mengerti tentang apa itu arti kata 'pembunuh'. Namun ia sudah mendapatkan tuduhan perkataan seperti itu.

Refalden Dakara bocah manis dan superaktif setiap saat, juga tak pernah luput memperlihatkan senyuman indahnya itu, seketika kehidupannya berubah 180 derajat.

Tak ada lagi Alden yang periang, tak ada lagi Alden yang manja, dan tak pernah lagi ada lengkungan bibir indah bak bulan sabit yang begitu manis. Hidupnya yang berwarna seketika gelap seperti langit malam tanpa rembulan.

Flashback On
"Abang sini!" ujar Om Paris kepada Arvan

"Ada apa om?" jawabnya

"Ini om belikan kamu mainan pesawat sebagai hadiah ulang tahun kamu minggu lalu, maaf ya kalo om ngasihnya telat"

"Waaah bagus banget om Arvan suka, makasih ya om" jawab Arvan antusias

Namun tak ada yang menyadari bahwa disisi lain ada satu anak yang sedang merenung dan hanya bisa melihat kesenangan seorang kakaknya.

"Abang, bunda kemana sih ko lama?" tanya Al

"Bunda masih di butik Al, emang kenapa?" tanya Arvan yang sibuk memainkan peasawat baru nya itu

"Aku mau minta bunda buat beliin mainan kayak abang, Al telfon yah?"

"Tapi jangan paksa bunda kalo lagi sibuk" ucap Arvan dan Al hanya mengangguk

Halo bun, bunda kapan pulang

Sebentar lagi pulang ka

Kalo pulang beliin kaka mainan pesawat-pesawatan ya bun, yang baguuus banget

Iya iya nanti bunda beliin,tapi kaka harus janji jangan nakal dan harus tambah rajin belajarnya ya

Siap! cepet ya bun, jangan lama-lama

Setelah menunggu sekitar 1 jam tapi sang ibunda tak kunjung datang juga, beberapa kali di hubungi oleh Al pun tidak ada jawaban.

"Ko ga diangkat-angkat si bun, bunda jahat, Al kan mintanya cepetan" gerutu Alden

Arvan langsung mengambil handphone yang masih dipegang oleh Al "Udah! diluar ujan Al kalo bunda nyetir terus angkat telpon dari kamu, nanti kenapa-napa gimana?"

Ratna sedang di perjalanan menuju rumah, tapi tiba-tiba hujan turun sangat deras membuat jalanan sulit untuk dilihat. Dan saat mendekati perempatan jalan, lampu sudah mulai berubah menjadi merah, saat ia hendak menginjak rem Ratna merasa ada yang ganjal karena mobil yang ia tumpanginya tidak kunjung berhenti, ia begitu panik dan kewalahan, akhirnya ia pun menerobos lampu merah tersebut.

Handphone yang terus berdering pun tak ia hiraukan karena sangking paniknya, namun saat mobilnya berada di tengah-tengah perempatan jalan ada sebuah sorotan cahaya dari arah kanan dan ternyata itu sebuah truk, truk itu menabrak mobil Ratna yang sedang melaju di tengah-tengah.

Mobil Ratna terpental dan terguling-guling berulang kali hingga terbalik, kejadiannya ini tak bisa dibayangkan bisa secepat itu,pada akhirnya Ratna tewas di tempat kejadian dibawah guyuran hujan, dan juga darah yang langsung mengalir dari beberapa area tubuhnya.

EXONERATE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang