Chapter 66: KERAPUHAN MEREKA

2.2K 149 20
                                    

Buat apa gue hidup,
kalo lo gaada disini, na?
~Deon

Happy reading!
Di sebuah rumah yang bisa dibilang begitu mewah, kini terdapat sebuah perdebatan antara ayah dan anak di dalamnya, seorang remaja yang baru saja pagi ini menginjak ubin rumahnya tadi pun, tiba-tiba mendapatkan tamparan keras dari sang ayah.

"Baru ingat sama rumah?" bentaknya, remaja itu hanya menunduk.

"Cape saya ngurus anak gak guna kayak kamu, kenapa harus putri saya yang pergi, kenapa bukan kamu yon!!"

"Maaf.." hanya itu yang dapat dilontarkan oleh remaja bernama Deon.

"Maaf mu gaakan bisa memutar waktu, kalo saja kamu becus jadi kakak buat lindungin saudaramu itu, mungkin saya gaakan kehilangan putri saya yang sudah pasti dia akan membanggakan saya."

Pria yang berstatus sebagai ayahnya itu langsung mencengkram kerah baju putranya kasar. "Jika hidupmu disini hanya bisa membuat ulah dan bikin malu saya, susul saja Dena! lebih baik saya sendirian daripada hidup bersama anak berandalan sepertimu, dan gak guna," pria itu beranjak pergi keluar rumah entah akan kemana, meninggalkan Deon yang kini termerenung menahan sakit di hatinya.

"Maaf pah," hatinya begitu sakit, percayalah setelah kepergian Dena, hidupnya tak baik-baik saja, papahnya selalu kasar juga terus mengekangnya untuk menjadi apa yang beliau inginkan, itu sebabnya ia menjadi anak yang beringas diluar sana.

Deon tak pernah menganggap tempat ini rumah baginya, maka dari itu ia bersyukur dapat bertemu dengan anak-anak Eagle dan menganggap bahwa merekalah yang sebenar-benarnya rumah baginya. Tak ada kebehagiaan dalam hidupnya, hanya terbelenggu oleh kebencian juga amarah dari papahnya sendiri. Deon akui ia gagal menjaga Dena, namun ia lampiaskan hal itu semua kepada Al, yang notabenya sahabat ia sendiri.

Deon tak kuasa menahan kantuk, ia beranjak pergi menuju kamar dengan langkah terseok-seok, ia tutup pintu kamarnya keras dan langsung mendudukkan dirinya di bawah sisi ranjang dengan menenggelamkan wajah, menghalau segala ucapan papahnya tadi dengan cara tidur terlelap.

"Abang!" tidak lama setelahnya, terdengar suara seorang gadis menarik perhatiannya.

"Lo siapa?" tanya lelaki itu sedikit bingung.

"Deon, gue Dena," deg, lelaki itu tertegun mendengarnya, ini begitu nyata, mana mungkin gadis ini saudara kembarnya, meski tak identik namun tetap saja Deon merasa aneh. Ditambah Dena yang sudah tiada dan kini tiba-tiba berada di hadapannya terlihat begitu nyata.

"Dena? l-lo masih hidup?" ucapnya terbata.

"Gue masih hidup yon, dan akan tetap hidup buat jagain lo," dengan cepat Deon memeluk saudaranya itu erat, ia begitu rindu dengannya sampai ia tak sadar meneteskan air mata.

"Lo kemana selama ini na, tetep disini ya? gue cape na dimarahin papah, terus dikekang sama dia supaya jadi anak yang ngebanggain kayak lo gaenak rasanya na, gue juga udah gamau nganggep si Al sialan itu sebagai temen lagi, dia jahat na sama lo. Lo boleh minta apapun sama gue, asalkan lo disini temenin gue na."

Dena menggeleng dengan senyuman. "Gue kira setelah papah ditinggal gue, lo bakalan disayang banget Yon, ternyata dugaan gue salah besar. Yon, soal lo yang beranggapan bahwa kejadian yang gue alami karena Al yang gak dateng, itu salah besar Yon. Itu kesalahan gue sendiri yang gak berani minta tolong, dan gue yang terlalu berharap ada cinta dari persahabatan gue sama Al."

"Tapi kan, andai aja waktu itu dia dateng mungkin lo gabakalan pergi na."

"Gue gak pergi, gue selalu ada, ini buktinya gue ada disini Yon."

EXONERATE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang