hidup sesuai kemampuan
bukan sesuai kemauan
~Refalden Daraka
⛓Happy reading
Al datang sedikit terlambat hari ini, semalam ia sulit sekali untuk memejamkan mata, ia berjalan menuju bangkunya dengan menunduk. Dan disisi lain ada Naya yang terus menatap intens si empunan yang baru saja datang, tapi ia merasa aneh dengan sifatnya yang berubah kembali menjadi Al yang dingin dan menakutkan."Weeeh bang Al baru dateng nih, tumben akhir-akhir ini telat mulu." Sapa Adit.
"Hm." Balas Al singkat.
"Lo ngapain ngeliatin si Al serius amat." Tegur Sheril.
"Aneh." Gumam Naya.
"Siapa yang aneh, gue?" Sewot Sheril.
"Bukan lo bego, tapi si es doger."
"Es doger siapa, aneh kenapa?"
"Si Al, dia balik lagi jadi manusia es Ril. Baru aja kemarin gue bareng dia, agak sedikit encer tuh es nya."
"Lo abis bareng apaan sama si Al, tidur? ataaau..jangan bilang lo abis.." Ucapan Sheril terpotong karena Naya langsung menutup mulutnya.
"Jangan mikir aneh-aneh lo! gue kemarin cuma nebeng pulang ama dia doang." Oceh Naya.
Sheril terkejut dengan jawaban Naya "Terus dia mau gitu nganterin lo?" dan dibalas anggukan oleh Naya.
"Weh gila si ini asal lo tau ya, lo cewe kedua yang beruntung Nay, si Al tu susah banget ditakluin."
"Emang yang pertama siapa?" Tanyanya penasaran.
"Si nyi ronggeng alias si Stevani anak MIPA 1, level lo jauh si sama si Vani. Kalo lo beneran suka nih ya, atau suatu saat lo suka sama si Al, lo harus dari sekarang deketin dia Nay." Ujar Sheril memberi saran. "Tapi gue ga tau sih lo bakal menang atau kaga soalnya si Vani cewe ter pinter di kelas MIPA, yang pasti si Al gabakal milih cewe oon kaya lo." Lanjutnya.
"Dih ogah gue, mit-amit suka sama cowok modelan kek gitu, masa cewe yang ngejar kan ANEH! dan gue ga oon juga ya nyet!"
"Jangan terlalu benci lo sama si Al, jatuh cinta baru tau rasa." Ledek Sheril.
***
"Gue OSAB dit ama es lemon." Ujar Sando kepada Adit.
"Kalo lo pada mau pesen apa?"
"Aji ama si Aby samain katanya." dan Sando lagi lagi menjawab.
"So tau lo ah Ndo, orang kita kaga ngomong apa-apa, gue kan pengen milih juga." Sewot Aby kesal.
"Ribet lo kaya cewe, udah samain aja, kalo lo Bar?"
"Gue susu anget aja."
"Susu si Sheril aja bar." Celetuk Adit dan dibalas tatapan tajam oleh Barra.
Setelah itu, datanglah tiga orang laki-laki menuju meja mereka, mereka adalah anak kelas 12 Arvan, Kevin, dan juga Rehan.
"Si Al mana?" Tanya Arvan.
"Tadi sih masih dikelas bang, paling molor kali dia." Jawab Aby.
"Okey, thanks."
"Ada perlu apa bang lo sama si Al?" Tanya Barra.
"Ada yang perlu gue omongin, tenang gue bukan mau marahin dia kok." Ujar Arvan mencoba meyakini Barra yang terlihat gusar.
***
"Bisa tolong panggilin Al ga?" Pinta Arvan kepada siswi yang baru saja memasuki kelas, siswi itu pun mengangguk.
"Al! ada yang nyari." Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...