Bersatu kita maju,
Bertengkar kita bubar
~Bapak Barra
⛓Happy reading
Keenam laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah, kini sedang berkumpul di warung belakang. Hari ini mereka sepakat untuk membolos, karena pelajaran matematika selama empat jam lamanya akan membuat mereka gila seketika."Tumben babang Al ikut bolos," ujar Adit yang sama sekali tak dapat jawaban dari Al.
"Mampus Dit dicuekin," ledek Aby senang.
"Udah bodoamat nih sama om Reza?" tanya Barra.
Al akhirnya melirik ke arah Barra. "Orang gue yang sekolah, apa hubungannya sama bokap."
Drrtt...Sebuah panggilan dari handphone Al membuat semua mata langsung tertuju kepadanya. Namun bukanlah suara Deon yang ia dengar, justru Tian anak kelas sebelas yang dimana ia juga termasuk salah satu anggota SWORD, dan kini anak itu sedang dalam bahaya.
"Bang tolongin gue bang," ujar Tian memohon.
"Ngomong yang kenceng!" terdengar bentakan Deon dari panggilan itu.
"GUE GAK MAU MATI BANG, TOLONG!!!" suara kencang tersebut berhasil membuat Al geram.
"Shit!" umpatan Al langsung mendapat tatapan bingung dari temannya.
"Kenapa?" tanya Barra heran.
Al menceritakan itu semua kepada mereka, dan tak lama dari itu ekspresi semuanya berubah datar dan penuh emosi seketika.
"Wah ngadi-ngadi tuh si Deon," ujar Adit.
"Ngapain juga itu si Tian di sana, kan ini masih jam pelajaran," celetuk Sando tanpa sadar kali ini ia pun sama dengan Tian.
Aji menoyor Sando kesal. "Terus lo juga ngapain disini kan masih jam pelajaran?"
"Oh iya, pintar juga kamu beb."
Adit merebut hp Al dan langsung menelepon Deon.
"Deon, sia ayeuna dimana ku aing teang ka imah sia monyet!" (Deon kamu sekarang dimana aku datengin rumah kamu monyet!)
"Bacot lo, gue di depan markas kalo lo gamau liat temen lo mati, cepet dateng kesini!"
Al langsung mengambil ponselnya, dan bergegas pergi untuk menemui Deon, Barra benci akan hal itu, karena Al selalu saja maju sendiri saat menghadapi Deon. Barra pun langsung menyuruh keempat anggotanya untuk pergi.
"Cabut!" mereka pun langsung menuruti perintah sang ketua, dan pergi menuju markas.
***
Jalanan kini terfokus pada kelima pria dengan berjaket berlambang SWORD di punggungnya, ditambah di depan sana terdapat mobil sport yang ditumpangi oleh Barra. Tiba disana, Al turun dan langsung berjalan menghampiri Deon yang sedang tersenyum sinis kepadanya.
"Lepasin njing!" umpatan tajam itu lolos keluar dari mulut Al.
"Bawa pasukan nih? cemen, dia minta tolong sama lu doang, bukan sama geng sampah ini," ucapan Deon yang seenaknya membuat seluruh anggota SWORD geram tak sabar ingin menghajarnya.
"Parah lo, kalo ngomong tu di filter dulu!" ujar Adit emosi.
"Gue tandain muka lu nyet! berani-beraninya ngatain kita!" dilanjut juga oleh Aby.
"Lepasin!" kini sang ketua yang maju mendekati Deon.
"Gue bakalan lepasin dan biarin dia pergi, tapi enggak sama lo pada!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...