Hatiku dag dig dug ser
saat bersamanya
~Anaya Aretha Rumi
⛓Happy reading
"Ini di kali atau di bagi sih, puyeng yaallah!!!" gerutu Naya yang masih sibuk bergelut dengan tugas-tugas nya.Duk..suara gaduh di malam yang begitu sunyi tiba-tiba terdengar oleh Naya, awalnya ia hanya kira itu kucing, tapi saat melihat seperti ada seseorang yang berusaha memasuki jendelanya ia langsung melangkah mendekati jendela itu. Naya mengambil sapu untuk berjaga-jaga jika bisa saja itu maling.
Orang itu mendarat sempurna di kamar Naya tapi tiba-tiba PLETAAKK...!!
"Akhh.." laki-laki itu mengaduh saat Naya memukul kepalanya dengan sapu.
"Siapa lo hah? main masuk-masuk kamar orang aja!" sewot Naya, lelaki ber hodie dengan wajah dan kepala yang tertutup tudung pun berjalan perlahan mendekati Naya. Naya terus berjalan mundur sampai ia berhenti karena langkahnya sudah mentok di dinding kamar.
'Ya Tuhan selamatkan keperawanan ku' batin Naya ketakutan sambil memejam.
Hembusan napas hangat laki-laki itu mulai terasa di leher Naya, Naya pasrah kali ini dan sampai dimana lelaki itu berbisik pelan di telinganya. "Jangan berisik..."
Naya mendorongnya hingga orang itu terjengkang ke belakang. "Lo siapa sih?!"
"Sakit bego!" lelaki itu mengumpat kesal, dan Naya pun terbelalak kaget ternyata dia Alden, tetangganya yang selalu membuat ia emosi.
"Bangsat, lo mau ngapain gue tadi?"
Al tak menjawab ia sibuk dengan rasa sakit yang hampir terasa disekujur tubuhnya, dan juga napasnya yang sedikit terhimpit akibat pukulan di dadanya tadi.
Naya terkejut dengan bercak darah di lantai kamarnya, dan ia pun langsung tertuju dengan lengan Al yang terdapat goresan disana. "Al tangan lo luka."
Naya memapah Al untuk duduk di kursi belajarnya. "Gue bawa P3K nya dulu bentar."
Pelan-pelan Naya mengobati luka lembam di wajah Al dan darah yang masih terus keluar dari telapak tangannya.
"Pager lo mirip jebakan betmen," ujar Al seperti orang linglung.
"Siapa suruh lo loncat ke balkon gue, nih darah sumpah ya banyak bener, suntikan lo yang waktu itu mana? dibawa gak?"
"Dirumah."
***
Napas Al sedikit tak beraturan, seperti ada yang mengganjal di jalur pernapasan nya.
"Napas lo kok gitu?" Naya mulai khawatir kali ini, raut wajah Al sudah seputih mayat, luka lebam yang begitu banyak diwajahnya, dan keringat dingin mulai berjatuhan dari dahi lelaki itu.
"Gak..bisa..hah..napas.." Al mulai terengah-engah kali ini.
"Buka coba baju lo siapa tau ada luka lagi."
Naya sedikit ngeri melihatnya, ia yang tergores sedikit oleh pisau saat memotong bawang pun berteriak seperti kerasukan karena perih, apa lagi Al yang banyak sekali luka di sekujur tubuhnya, tapi justru lelaki itu tak meringis sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...