Yang dingin tuh sekali bertingkah
Langsung bikin anak orang ngefly
~Anaya Aretha Rumi
⛓Happy reading
Setelah menempuh waktu sekitar kurang lebih 30 menit mendorong mobil, akhirnya mereka berdua sampai di bengkel mobil tempat tujuannya."Neng ini mah kayaknya selesainya besok atau lusaan," ujar montir, setelah mengecek mobil milik Naya.
"Ooh yaudah, telpon aja ya mas kalo udah."
"No telpon nya tulis di bon aja neng."
Dari kejauhan Naya pun bisa melihat Al yang sedang duduk di kursi depan dengan peluh di dahinya yang begitu ketara. Bayangkan saja ia mendorong mobil dibawah terik matahari, dengan berbalut jaket, dan ditambah tubuhnya yang akhir-akhir ini mudah sekali lelah.
Naya lalu menghampiri Al. "Cape ya? sorry tadi waktu dorong tenaga gue kecil banget hehe."
"Beres?"
"Belum, besok atau lusa katanya."
"Ayo, balik." ujar Al beranjak dari tempat tersebut.
"Lo ngajak gue? serius?" Naya kegirangan dan hanya dibalas anggukan oleh Al.
***
"Assalamualaikum," ujar Arvan yang baru saja memasuki rumahnya.
Widi yang tadi di dapur pun langsung berlari menghampiri. "Waalaikumsalam, udah pulang bang?"
'Udah tau nyampe, make nanya' gerutu Arvan dalam hati.
"As you can see?" balas Arvan dingin.
"Sudah makan belum? kok Al nya belum pulang?"
"Udah, dia udah gede nanti juga pulang sendiri," Arvan langsung menuju kamarnya meninggalkan Widi begitu saja.
Widi tidak kesal sedikit pun dengan perlakuan Arvan yang seperti itu, ia mengerti perasaan Arvan yang mungkin belum bisa menerimanya. Al yang terlihat baik-baik saja pun ia pasti sebenarnya sedikit kecewa dengan kehadirannya.
Tetapi Widi akan berusaha untuk bisa menjadi ibu sekaligus istri yang baik untuk keluarga barunya ini, ia akan terus berusaha untuk bisa menjadi sosok ibu yang baik untuk Arvan dan Alden.
***
Al dan Naya pun sampai di depan rumah Naya. "Nyampe Nay."
Naya tidak turun ia masih setia diposisinya. "Gak jadi pulang kerumah deh."
"Dah sore, pulang!" ujar Al dingin.
"Ajak gue jalan dong kemana kek kerumah lo, gue males dirumah sendiri papi gaada, bibi pulang, cuma ada si mang Asep," oceh Naya.
"Kemana bokap lo?"
"Rumah sakit."
"Sakit?"
Naya menoyor helm Al. "Kerja bodoh, papi gue dokter."
"Galak."
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Novela JuvenilRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...