Hal yang membuatku terlihat
seperti orang paling bodoh,
yaitu membencinya
setiap dekat, padahal selalu mengkhawatirkannya setiap tidak ada di tempat
~Anaya Aretha Rumi
⛓Happy reading
Ke empat gadis itu kini sedang sibuk mengobrol. Beberapa menit yang lalu Sheril mendapat kabar dari Ifan anak kelas sebelah kalau ia tadi melihat anak SWORD sedang berkelahi di dekat area balapan. Sheril langsung merasa cemas, bagaimana tidak, kekasihnya Barra adalah ketua dari SWORD dan kemungkinan besar Barra pasti ada di sana."Kenapa Ril?" Tanya Lala heran dengan gerak gerik Sheril.
"Anak-anak SWORD tawuran La."
"Udah biasa kali itu mah ril, susah dibilangin mereka mah." Celetuk Aca, dan Naya sedari tadi hanya bingung dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
"SWORD apaan sih?" Tanyanya.
"Itu Barra cs, mereka anak-anak SWORD ketuanya si Barra." Ujar Aca.
Tingg!
Sheril: lo sekarang dimana bar?
Barra: markas, lo tau?
Sheril: iya kenapa kalo gue tau? mau sampai kapan lo nyelakain diri lo bar!
Barra: sorry ril tapi tadi mereka yang duluan nyerang, mereka ga terima kalah.
Sheril: gue ga mau lo kenapa-napa bar,
Barra: iya maap ya cantik, lo bisa kesini ga? minta tolong buat obatin anak-anak, mereka kaga ada yang bener ngobatinnya.
Sheril: iya gue kesana sekarang, sama yang lain.
***
Mereka pergi menuju tempat markas SWORD, sesampai disana mereka terkejut dan bergidik ngilu saat melihat wajah Barra, Aby, Al, Sando, Aji dan juga Adit yang penuh luka.
"Abyyy...udah gue bilang jangan gelud masih ajaaa lo lakuin, bonyok kan tuh muka." Omel Aca
"Maap mi tapi mereka yang duluan nyerang, yang penting masih ganteng." Ujar Aby dengan suara manja.
"Mi mi, lo kira gue Mimi peri?nama gue Aca!"
"Lo juga terus terang manggil gue Abi lo kira gue suami lo?"
"Aby kan emang nama lu ogeb." Kesal Lala yang di sisinya pun menoyor kepala Aby.
Disisi lain Sheril dan Naya menghampiri Barra dan Al, alangkah terkejutnya saat Naya melihat cowo yang akhir-akhir ini selalu membuatnya naik darah kini terbaring lemah dengan lebam dimana-mana, ditambah bercak darah di bawah hidung dan mulutnya, sungguh mengenaskan sekali.
"Kenapa bisa pada kaya gini sih." ujar Naya sambil terus melihat Al yang masih setia terpejam.
"Mereka ngajak balapan sama si Al, terus dia kalah, dan anak EAGLE pada gak terima, makanya waktu kita jalan mau pulang mereka nyegat, dan salah satu dari mereka nyerang si Al tiba-tiba." Ujar Barra panjang lebar.
"Terus si Al kenapa bisa separah itu sih?ngilu gue." Tanya Sheril.
"Lo tau kan klo kondisi tubuh dia beda ama kita-kita Ril, dan dengan bodohnya gue sibuk ngalahin yang lain dan gak merhatiin dia waktu nyerang sendirian." Lirih Barra.
"It's ok ini bukan salah lo, tapi gue ga tau cara ngobatin dia bar, kenapa ga ke RS aja sih." Ucap Sheril, lalu ia melirik ke arah Naya, Naya menanyakan kenapa tanpa suara dengan gerakan mulutnya. "Lo anak dokter kan Nay? pasti lo tau lah ya cara ngobatin tu si Al." Lanjutnya dengan cengiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...