Halo everyone👋🏼
Gimana ni pada kangen ga?
Al sama Naya dateng
lagi nih.
I hope your enjoy reading🖤Semua akan baik-baik saja.
Percayalah
~Anaya Aretha Rumi
⛓Happy reading
Keesokan harinya, Al berjalan sendirian di koridor sekolah yang hampir sepi itu. Sepi bukan karena ia datang terlalu pagi, tapi justru ia datang terlalu siang dan para siswa sudah memasuki kelasnya masing-masing untuk melakukan pembelajaran.Jangan heran mengapa Al bisa masuk padahal gerbang tertutup, ia bisa masuk karena anak-anak SWORD memiliki jalan rahasia menuju masuk ke sekolah, kalau kata Sando tembok Doraemon namanya.
Ia memasuki kelas dengan begitu santainya, padahal sudah terdapat bu Linda disana, guru yang beberapa minggu lalu telah menghukumnya dan juga Barra. "Heh kamu!"
Al tak menghiraukan teguran tersebut,ia justru pergi menuju bangkunya dan langsung mendapat tatapan aneh sekaligus terkejut dengan sikapnya yang begitu berani.
"Gue kira lo gak masuk," ujar Barra yang berada di sampingnya, tapi Al tak menjawabnya ia justru menelungkupkan kepalanya seolah tak terjadi apa-apa.
"ALDEN!!" tegur bu Linda kencang namun sama sekali tak Al gubris.
"Al..plis lah Al lo jangan macem-macem, mana tidur lagi," ujar Adit yang berada didepannya berbisik.
"REFALDEN DAKARA!!" lanjut bu Linda kini dengan menyebut namanya lengkap.
PLTAAKK..suara penghapus kayu itu terdengar nyaring saat bu Linda melemparkannya dan pas mengenai kepala Alden yang sedang telungkup, hal itu membuat seisi kelas terkejut sekaligus tak menyangka atas kejadian yang mereka lihat tadi.
"Anying, keras banget itu tadi," ujar Adit dengan mata yang masih terpejam karena ngilu.
"Untung aing nunduk tadi Dit," ujar Aby sedikit bergetar.
"Ya lu si untung, tapi kena kepala si Al." omel Adit.
Al terbangun dan mengerutkan keningnya sesaat saat merasakan denyutan dikepalanya, tapi hal itu tak ia hiraukan sama sekali.
"Kerjakan 10 soal didepan ini, beserta keterangannya!" ujar bu Linda, dan Al langsung beranjak dari bangkunya menuju papan tulis, namun langkahnya dihentikan oleh suara bu Linda.
"Berhenti, buka jaket mu saya gasuka liat murid yang tak mentaati peraturan!"
***
Kelas kembali hening, semua siswa sibuk membaca buku yang diperintah oleh bu Linda, dan untuk Al sekarang ia masih terfokus mengisi soal ketujuh.
'Liat noh leher belakangnya si Al,dia ngeluarin darah dari kepalanya,kalo tu darah terus ngalir gimana?' bisik Sheril.
Barra langsung menatap Al dan ya, apa yang dikatakan kekasihnya tadi ternyata benar. Terdapat darah disana, Al telah menyelesaikan semua soalnya dengan begitu sempurna justru jauh lebih sempurna.
"Baik, silahkan duduk. Semoga kamu bisa menyesali perbuatanmu tadi," Al hanya menyunggingkan bibirnya.
"Saya juga berharap hari ini ada penyesalan atas apa yang ibu lakukan tadi," jawaban Al membuat bu Linda semakin geram dan juga bingung dengan ucapannya, dirasa jam mengajarnya habis, bu Linda pun langsung meninggalkan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...