Chapter 70: TELAH USAI

1.9K 100 13
                                    

Happy reading

"Semua angkat tangan!!"

Beberapa polisi datang, dengan pistol yang mereka arahkan pada mereka yang kini masih sibuk saling memberi pukulan. Kedatangan polisi bersamaan disaat yang sama dengan kedatangan Barra juga ke empat temannya, ditambah Arvan serta Reza. Deon menghela napas lega, akhirnya polisi datang di waktu yang tepat, tidak disaat ia yang mungkin tak bernyawa.

"Kami datang kesini untuk menangkap seseorang bernama Matteo Bagaswara," semua mata serentak tertuju pada Theo yang kini sibuk menguasai kesadarannya, sampai dimana ia langsung sadar saat nama dirinyalah yang terdengar.

"Saya? atas dasar apa anda menangkap saya!?" tanyanya tak terima.

"Anda tersangka sebagai dalang dari kasus pembunuhan berencana yang mengakibatkan korban kecelakaan beberapa tahun silam, saya mendapat laporan dari seseorang, juga mendapat barang bukti dan rekaman CCTV. Maka dari itu anda kami tangkap," ujar salah satu polisi tersebut, dua polisi lainnya langsung memborgolnya, membawa Theo untuk mempertanggung jawabkan kasus pidananya serta beberapa anak buahnya yang ikut sebagai tersangka.

Theo hanya bisa pasrah saat polisi memborgolnya, namun saat dimana mata miliknya bertabrakan dengan mata milik Reza, Theo menatap tajam sang empunan yang begitu ia benci selama ini, seorang yang pernah ia anggap sebagai teman juga rekan kerjanya saat itu, namun kini ia tak mengganggap Reza sebagai hal yang sama, ia sudah menganggap lelaki di hadapannya ini tak jauh lebih dari seorang brengsek yang sudah menghancurkan hidupnya.

"Sebentar pak," Reza memberhentikan polisi yang hendak membawa Theo, ia meminta waktu untuk mengobrol sejenak.

"Gue gaada niat ngerusak hubungan lo, Ratna yang bilang kalau dia sedang jalang saat itu Yo. Juga soal bisnis, gue minta maaf soal hal itu gue beneran gak sengaja buat saham lo hancur, tapi gue akui itu kelalaian gue. Gue beneran gak nyangka, kalo lo yang udah buat Ratna pergi," ujar Reza, ia tak benar-benar marah atas apa yang Theo lakukan toh semua berawal darinya. "Tapi kenapa lo gak langsung balas dendam sama gue Theo? kenapa mesti istri dan anak gue? gue yang punya salah, harusnya lo langsung hadepin gue."

"Gue gaakan langsung gitu aja hancurin lo Za, gue pengen lo tersiksa perlahan sampe lo nyesel atas apa yang lo lakuin selama ini, jadi ayah pun lo gak becus Za," balas Theo tajam.

"Terus kalo lo sayang sama Ratna, kenapa lo bikin dia pergi?"

"Karena gue pengen buat lo ngerasain rasanya kehilangan bangsat! gue mending mati atau dia yang pergi supaya gak ngerasain bahagia sama lo," Theo hendak memberontak namun apalah daya bergerak pun ia tak bisa karena tangan sudah tertahan.

"Gue udah kehilangan dua orang yang begitu berharga dalam hidup gue, apa itu belum cukup? sekali lagi gue minta maaf Yo, gue gak pengen kehilangan untuk ketiga kalinya," polisi kembali membawa Theo saat dirasa waktu yang Reza pinta selesai.

Reza berbalik, menatap satu persatu putranya yang kini juga menatapnya. "Maafin ayah.."

***

Di luar ruangan dekat pintu terlihat Vani menangis, hanya Theo yang kini ia miliki namun justru sekarang meninggalkannya. Disisi lain Deon dapat melihat jelas gadis yang pernah ia cintai atau bahkan masih, kini terlihat begitu hancur dihadapannya. Deon tau Vani tak salah dalam semua ini, gadis itu hanya terpengaruh oleh ayahnya. Vani tak bisa melawan saat Theo menyuruhnya ini itu, ia rela kehilangan kekasihnya bahkan teman-teman yang sebenarnya ingin ia miliki.

Deon menghampirinya, menatap lekat Vani, dan gadis itu pun sama mentapnya, dengan tatapan sendu ditambah mata yang sembab. Vani butuh Deon untuk sekarang, ia benar-benar butuh lelaki ini. "Yon.." lirihnya.

EXONERATE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang