Halo yeorobun🙌🏼
Selamat sore buat yang bacanya sore,semoga yang
setia nungguin kisahnya Alden
sehat selalu⛓
Happy reading
"Al sekarang kan malam minggu nih," ujar Naya yang sedang terduduk dibelakang motor Al."Terus?"
"Ajak gue kemana gitu, makan kek, atau gak jalan-jalan," pinta Naya.
"Gak, pulang." balas Al.
"KALO GUE PULANG YANG ADA GUE GABUT DIRUMAH, DAN GUE BAKALAN NGELAKUIN HAL-HAL YANG GA GUNA, BOKAP GUE MALEM PULANGNYA AL!!" sewot Naya dengan sedikit berteriak.
Al kali ini pasrah, jika sudah seperti ini ia tak bisa membantah, yang ada ia akan habis di maki-maki oleh gadis itu. Untuk malam ini, Al mengajak Naya berkeliling Jakarta dengan motor hitamnya.
"Itu kan mie goreng langganan gue, berhenti Al!" ujar Naya sambil menepuk-nepuk punggung Alden.
Al memarkirkan motornya, dan Naya langsung menuju tempat mie itu lalu memesan dua porsi mie goreng untuknya dan juga Al. "Mie biasa dua porsi ya bang."
"Siap neng," ujar abang-abang penjual mie goreng tersebut.
Tak lama si abang mie pun membawakan dua porsi mienya itu ke meja Naya. "Ini neng, a silahkan."
"Makasih bang," Naya langsung memasukan beberapa sendok sambel kedalam piringnya, namun saat sendokkan ketiga Al langsung menahan pergerakannya.
"Udah!" ujar Al dingin, Naya menatap Al bingung, "Gue suka pedes, gak kayak lo, diem!"
"Nanti lo sakit perut." ujar Al.
"Khawatir nih ceritanya? tenang aja lambung gue berlapis lapis gak kayak lambung lo, dikasih sambel bakso lima sendok diare," dan Al hanya bisa memutarkan matanya malas.
***
Akhirnya Naya selesai menghabiskan makanannya, tapi tidak dengan Al. Ia hanya memakannya beberapa sendok saja, entahlah akhir-akhir ini ia jarang sekali memasukan makanan kedalam tubuhnya.
Naya menatap piring Al yang masih penuh, "Kok gak diabisin? gaenak?"
"Kenyang." balas Al datar.
"Lo berarti gak ngehargain si abangnya tau," Al tak menghiraukannya, toh perutnya sudah tak mau diisi.
"Gak ada yang jual minuman ya? pengen yang dingin deh," ujar Naya, Al langsung beranjak menuju abang mie, ia langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan satu buah blackcard miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXONERATE [End]
Teen FictionRefalden Dakara, hanya seorang lelaki dengan sejuta luka, lelaki yang merasa dirinya tak begitu bermakna, dingin, datar tanpa peduli dengan sekitar. Hidupnya tak bercahaya, hanya putih, hitam, dan abu-abu saja. Kadang ia selalu bertanya-tanya, meng...