Begitu Al dan Nana masuk ke bar tersebut, Mike langsung menyambutnya dengan tangan terbuka
"Akhirnya dateng juga dua maskot kita" ucap Mike sambil tersenyum ganteng.
Al dan Nana langsung dibawa oleh Mike untuk duduk bergabung dengan perwakilan jurusan-jurusan di fakultas teknik yang lain.
Tanpa sengaja, netra Al menangkap kehadiran perempuan yang tadi pagi ia temui.
Ia tau Arin masuk di jurusan Teknik Sipil, tapi ia tidak tau gadis itu akan ikut acara seperti ini.
Untuk sepersekian detik tatapan mereka bertemu, tapi Al memilih untuk memutusnya lebih dulu.
"Minum ga?" Tanya Mike sambil menyodorkan sloki berisi minuman beralkohol.
Nana dan Al kompak menggeleng.
"Ga dulu deh... Kalo ketauan Gia ntar gue dicuekin" ucap Nana yang langsung menolak.
"Lo, Al?" Tanya Mike yang menyodorkan sloki tersebut pada Al.
"Nanti aja." Al menggeleng.
Mike menghela nafasnya "Lo berdua tuh persis Gema deh... Paling anti minum-minum"
Nana merotasikan bola matanya "Ya lo harusnya kayak Gema juga lah... Rajin Gereja tapi rajin mabok juga tuh bikin bingung gimana cara nulis amal ibadahnya"
Mike terkekeh "Biar dosa sama iman nya seimbang, Na." Ucapnya sebelum pergi ke teman-temannya yang lain.
Setelah ditinggal Mike, mereka berdua jadi kayak anak ayam kehilangan induknya.
"Terus kita ngapain?" Tanya Nana yang memang baru pertama kali datang ke tempat-tempat kayak gini.
"Sana maksiat" Jawab Al sambil mengangkat dagunya.
"Bajingan." Nana reflek mengumpat.
Tapi karena mereka cupu banget, akhirnya walaupun udah jauh-jauh ke bar ujungnya tetep main game.
"Gue tadi lupa bilang ke Ririn lagi..." Gumam Al sambil fokus ke game nya.
"Gue udah bilang kok" jawab Nana.
"Terus katanya?"
"Diem doang. Ngambek kali"
Al menghela nafasnya "Harusnya emang gue izin dulu tadi..."
Nana tergelak "Ya elah! Ririn percaya sama lo kok! Kan lo kesini bareng gue."
Benar juga.
Kan ada Nana.
"Aus ih" Nana bergumam "Minum cola kali ye?"
"Nitip"
Akhirnya Nana pergi untuk mencari cola atau apapun yang tidak beralkohol.
Sementara itu, seseorang tiba-tiba duduk di depan Al.
"Hai" sapanya dengan wajah yang memerah, sepertinya Arin cukup mabuk.
Al hanya menatapnya tanpa berbicara.
"Lo marah ya sama gue...?" Tanya Arin dengan wajah sedih.
Al menggeleng
"Gue ngerepotin lo banget ya kemarin? Sampe jutek gitu..."
"Engga"
Arin tiba-tiba memegang tangannya, Al reflek menjauh.
"Tuh kan... Lo marah ya sama gue... Atau... Jijik?" Tanya Arin dengan mata berkaca-kaca.
Al menggaruk belakang lehernya "Ga gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...