"Wow"
Ririn menoleh ketika mendengar Al berseru.
"Kenapa?"
"Enak"
Gadis itu tersenyum diam-diam ketika masakannya dipuji seperti tadi "Thanks"
"Selama di US kamu belajar masak?" Tanya Al sambil terus melahap masakan Ririn.
"Umm... Gitu deh. Gimana pun juga aku di sana tinggal sendiri, harus bisa survive. Ditambah suatu saat aku juga bakal jadi istri orang kan?"
Al langsung lupa rasa makanan di mulutnya dan Ririn tentu saja menangkap perubahan raut wajah Al yang signifikan.
Kalau digambarkan, Al seperti tengah memakan obat terpahit di dunia. Semuanya terlalu menusuk dadanya.
"Ah, anyways... Apartemen Kak Al yang lama dijual?"
Al menggeleng "Ga akan pernah aku jual"
Ririn mengangguk paham, lagipula apartemen itu memang banyak sekali kenangannya. Setiap inci apartemen itu seolah punya jejak kehadiran dirinya.
Perlahan Al menghabiskan nasi goreng buatan Ririn.
"Sini, aku cuci" ucap gadis itu sambil mengambil alih piring di tangan Al.
"No, aku aja. Kamu kan udah masak?" Al menahan piringnya.
"Udah aku ajaa. Kak Al kan udah ngasih tumpangan plus minjemin aku baju?" Tanya Ririn dengan senyum tipis.
Sial.
Karena ucapan Ririn, Al jadi ingat bahwa gadis ini tengah menggunakan kemeja putihnya hingga beberapa kali Al melihat pakaian dalamnya yang acap kali tercetak jelas.
Ririn segera mengambil piring Al dan mencucinya, sementara Al mengikuti Ririn ke dapur untuk meminum air.
"Kamu mau minum?" Tanya Al sambil membuka kulkas dan menunjukkan persediaan minuman alkoholnya.
Gadis itu melirik sebentar, kemudian terkekeh "Sure"
"Okay, what do you want? Beer? Wine? Whiskey?"
"Umm... Wine!" Ririn berseru semangat.
Al terkekeh, kemudian mengeluarkan satu botol anggur dan menaruhnya di atas meja lengkap dengan dua gelas tentunya.
Setelah selesai mencuci piring, Ririn duduk di sebelah Al kemudian ikut mengambil gelas yang sudah diisi oleh lelaki itu.
"Eumm..." Ririn mengagumi rasanya
"How's it?"
Ririn tersenyum "It tastes like you"
"???" Al terkekeh meskipun awalnya ia bingung "maksudnya? Aku asem?"
Pertanyaan Al membuat Ririn tertawa "No... I mean you're delicious.... and addicting"
Al menelan ludahnya yang sedikit asam karena wine yang ia minum, tapi kemudian ia menggeleng samar.
Mari anggap saja Ririn sedang mabuk meskipun ia baru minum satu teguk.
"Arga... Ga nyariin kamu?" Tanya Al dengan alis terangkat.
Ririn terlihat tidak begitu senang saat ditanya soal Arga. Entahlah. Anggap saja ia perempuan hina yang memilih untuk bermalam di rumah mantan kekasihnya padahal bisa saja pacarnya sekarang sedang mencarinya kemana-mana.
Terserah.
Intinya Ririn hanya ingin bersama dengan Al malam ini.
"Maybe?" Ririn mengerdikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...