"Kita putus ya."
Lelaki di belakang kemudi itu mengerutkan dahinya "Kenapa? Kita belum ada seminggu loh..."
Ririn menatap ke arah lain "Sorry. Lo cuma pelampiasan gue aja. Dan menurut gue... Lo ngebosenin."
Lelaki itu mendengus tak percaya "Gara-gara cowok di lock screen lo itu?"
"..." Ririn terdiam sejenak, kemudian menatap lelaki itu "Kalo iya... Mau ngajakin dia berantem?"
"Gara-gara dia kita putus! Ya kali ga gue ajak berantem?!"
Ririn menarik satu sudut bibirnya "Dia kakak gue. Ga usah lo ajakin berantem." Setelahnya Ririn keluar dari dalam mobil, dan sebelum menutup pintu, ia kembali melirik lelaki itu.
"Kita putus ya? I'll block your number, kalo lo ke rumah gue lagi, siap-siap aja kena bogem sama kakak gue." Ucap Ririn sebelum menutup pintu dengan kencang.
Ia masuk ke dalam rumah, kemudian melepas high heelsnya dan menaruh di jejeran sepatunya yang lain.
"Abis darimana?" Tanya Nana dengan alis terangkat.
"Jalan-jalan sama pacar~ eh... Udah mantan deh barusan" jawab Ririn tenang.
"... Sampe kapan sih mau gini?" Nana menghela nafas lelah.
"Sampe... Gila!" Jawab Ririn yang berjalan seperti orang mabuk.
Saat ia melewati Nana, tangan Ririn ditahan olehnya.
"Minum berapa botol?"
"Ummm.... 1"
"Bohong."
"1 setengah!"
"Jawab jujur atau kakak telfon cowok tadi."
"Iya iyaaaaa! Duaaaaa!"
Nana benar-benar frustasi "Udah seminggu kamu pulang mabok-mabokan terus ya, de. Emang kakak pernah ngajarin kamu kayak gitu? Emang mami sama papi pernah ngajarin kamu mabok-mabokan?"
Ririn menaruh telunjuknya di depan bibirnya sendiri "Ssssttt.... Berisiikkk"
Nana menahan geram "Sana naik. Besok kakak ga akan izinin kamu pergi kemanapun."
"Iya baweeeeel." Ririn langsung pergi ke atas dan meninggalkan Nana yang kini merapikan tas yang dilempar Ririn sembarangan di depan pintu.
Cklek!
Nana menoleh ke arah pintu dan mendapati mami dan papinya masuk ke rumah.
"Ririn mana, kak?" Tanya Juna.
"Di kamarnya, Pi"
Entah darimana Selli tau, tetapi wanita itu langsung menggulung kemejanya "Mabok lagi ya?"
"Engga..."
Saat Selli mau naik ke atas, Juna menahannya.
"Udah... Besok aja kalo mau marah-marah. Ririn ga akan dengerin kamu sekarang."
"Tapi masalahnya Ririn tuh udah kelewatan tau, Pi!"
"Iya, mi... Paham... Tapi percuma dong marahin orang lagi mabok? Udah sekarang mami bersih-bersih, biar fresh." Ucap Juna sambil mengusap bahu istrinya.
"Hhhh... Ya udah." Selli akhirnya menurut dan pergi ke kamar untuk mandi.
"Papi hebat banget ya bisa jinakkin mami" Nana mengangguk takjub.
Juna menghembuskan nafas perlahan "Butuh perjuangan, kak. Untung papi strong."
Nana mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fiksi Penggemar[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...