PRITTT!!!!!
Bola oranye itu langsung terlempar kesana kemari ketika peluit dibunyikan.
Seketika kelas langsung terbagi dua kubu. Kubu Nanda dan kubu Rafa. Mereka bertanding 5 lawan 5 dan sebenarnya hasil pertandingan bisa dengan mudah ditebak karena...
Bagaimana bisa Rafa menang melawan ketua tim basket?
"SEMANGATTTTT!!!!!"
Para gadis kompak menyemangati tim yang mereka dukung. Kelas ini sudah seperti keluarga, jadi sangat wajar jika mereka saling mendukung satu sama lain.
"Lo bawa dua botol buat siapa?" Tanya Giselle yang duduk tepat di sebelah Nada.
"Buat Nanda sama Raf—" Ucapan Nada terhenti ketika ia mengingat soal keadaannya dan Rafa yang tidak seperti dulu "mmm... Buat Nanda sama gue maksudnya. Lo mau?"
Giselle menghela nafasnya "Lo beneran naksir Rafa, Nad?"
Nada langsung menoleh ke arah Anya. Ya tentu saja gadis itu bisa mendengarnya dengan jelas.
"E-engga! Hati gue lagi kosong kok! Hehe" Nada berpura-pura tenang dan ceria seperti biasanya.
Di tengah pertandingan, Rafa meminta bertukar dengan salah satu temannya. Kemudian ia duduk di pinggir lapangan dengan nafas ngos-ngosan.
Dua perempuan langsung menatapnya dengan tatapan khawatir. Apalagi saat Rafa izin untuk pergi ke UKS, sulit bagi Nada untuk tetap tenang di tempatnya. Tapi di satu sisi... Bagaimana dengan Anya?
"Itu Rafa pergi ke UKS ya?" Tanya Gia dengan alis terangkat.
Nada diam saja, berpura-pura tidak peduli.
"Samperin sana, Nad" Giselle menyenggol pinggang Nada.
"A-apaan sih... Kok gue?" Nada mendecak "Nya, coba lo cek keadaannya Rafa sana"
Anya menatap mata jernih milik Nada, kemudian ia menggeleng karena melihat kekhawatiran yang nampak sangat jelas di mata gadis itu "Lo aja, Nad. Gue mau di sini aja"
Nada tertawa palsu "Hahaha... Iya sama... Gue juga mau di sini aja... Haha..." Ia diam selama dua detik sebelum akhirnya "Gue ke toilet dulu!" Dan langsung kabur ke toilet
Gadis itu berjalan cepat menuju UKS, kemudian ia membuka pintunya perlahan.
Rafa terlihat tengah berbaring, sepertinya ia belum sadar akan kehadiran Nada.
Dengan langkah pelan ia masuk ke UKS dan duduk di sebelah ranjang Rafa, lelaki itu membuka matanya dan nampak terkejut melihat kehadiran Nada di sana.
"Nad?" Tanyanya dengan suara parau.
"Lo kenapa?"
Rafa menggeleng, kemudian tersenyum "Gapapa"
Nada menghela nafasnya, kemudian memegang dahi Rafa badannya dingin karena keringat.
"Lo demam ya?" Tanya Nada dengan wajah yang benar-benar khawatir.
Rafa menggeleng "Gapapa, Nadaaa"
"Bentar gue ambil minum—"
Grep!
Nada berhenti ketika Rafa menahan tangannya.
"Di sini aja, Nad... Jangan kemana-mana" setelahnya Rafa menggenggam tangan Nada dan menaruhnya di perut.
Kalau kalian jadi Nada, kira-kira apa yang akan kalian lakukan?
Kalau Nada sih jelas... Auto bego.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...