Grep
Ririn berjengit kaget ketika perutnya dipeluk dari belakang.
"Pagi" sapa Al di leher Ririn.
Gadis itu memegang pipi Al, kemudian mengecup pipi satunya "Pagi~"
Al masih betah memeluk Ririn, kemudian membalikan tubuh pacarnya itu dan menghimpitnya.
"Mau bikin apa sih?" Tanya Al yang melihat ketel di atas kompor
"Susu. Kak Al mau dibikinin juga?"
"Boleh"
"Mau susu coklat atau putih?"
"Susu kamu—"
Ririn melotot, kemudian memegang kedua bahunya sendiri secara menyilang "MESUM BANGET?!"
Al kaget.
"Hah? Aku belum selesai ngomongg" Ucap Al, menghentikan kesalahpahaman "Aku baru mau tanya kamu bikin susu yang mana... Kamunya udah nethink duluan"
"O-oh... A-abisnya Kak Al kan emang mesum! Makanya aku nethink!" Ririn memberi pembelaan "—Jadi mau coklat atau putih?"
"Putih aja" jawab Al sambil cemberut.
"Kok cemberut gitu? Ngambek?" Tanya Ririn dengan alis terangkat.
"Engga. Tapi emang di mata kamu, aku kayak gitu ya?" Tanya Al balik.
Ririn menangkup kedua pipi Al, kemudian menatapnya tepat di mata.
"Iya."
Al mendecak "Kok gitu????"
"Kakak tuh ga sadar ya? Setiap kita berduaan pasti Kak Al kayak orang kesetanan?" Tanya Ririn dengan alis terangkat.
Ucapan Ririn sejujurnya ada benarnya sih...
"Siapa suruh kamu enak banget?"
Ririn melotot. Kemudian mendorong wajah Al "Mesum!!!"
Al tertawa terbahak-bahak, kemudian memeluk Ririn "Bercandaaaa—eh. Maksudnya kamu beneran enak. Yang itu ga bisa bercanda"
Ririn memukul punggung Al karena kesal "Ih! Males banget sama Kak Al!"
Gadis itu ingin cepat-cepat bebas dari Al, tapi lelaki itu malah kembali menahannya dan berakhir mengecup bibirnya.
"Mau kemana sih?" Tanya Al dengan alis terangkat.
"Kak... Di sebelah ada Kak Nana loh" Ririn mencoba menggunakan mantra ajaib, tapi Al masih diam menatapnya.
"Terus kenapa?"
Ririn mendengus tak percaya "Kak Nana bisa nonjok Kak Al kalo tau aku dikurung kayak gini."
Al tersenyum, kemudian mencium bibir Ririn lebih dalam. Awalnya Ririn tidak mau merespon, tapi ya...
Namanya juga orang jatuh cinta, pasti terbuai.
Al melepas jepit yang sedari tadi menggulung rambut Ririn hingga kini rambut gadis itu terurai indah.
"Jangan pamer leher" ucap Al di depan bibir Ririn, kemudian kembali melumatnya lagi.
Tangan Al yang semula berada di sisi tubuh Ririn, kini meraba lengan mulus gadis itu.
"And... You don't have to wear sleeveless" ucap Al lagi.
"Sorry... Udah kebiasaan" jawab Ririn memberi pembelaan.
"Abis ini aku ambilin jaket. Dipake ya?"
Ririn mengangguk.
Ciuman Al berpindah ke leher Ririn, kemudian ia menurunkan tali spaghetti yang ada di bahu Ririn sampai ke lengan atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...