"Gile... Sekarang udah mampu ya cuy nyewa bar sendiri" ucap Gema sambil terkekeh.
Al merotasikan bola matanya "Dulu tuh bukannya ga bisa. Tapi itu masih duit orangtua gue."
Hari ini Al sengaja meminta bantuan Bimo untuk mengosongkan barnya. Untungnya lelaki itu bersedia dan menunjukkan loyalitas yang sudah ia janjikan kala itu.
Beberapa pramusaji cantik masuk ke ruangan tersebut dan membawakan berbotol-botol bir.
Al sengaja memesan bir karena ia belum tau kapasitas minum Gema sejauh apa.
Tak lama gadis-gadis itu keluar dan meninggalkan keempat sahabat itu.
"Lo bertiga gapapa kan minum?" Tanya Al dengan alis terangkat.
"Gue udah biasa. Santai." Ucap Darren sebelum menuang bir ke gelasnya sendiri.
"Gue... Udah lama banget ga minum sih. Biasanya izin Gia dulu—"
"Yaelah, selow. Ada abangnya di sini, dijamin dibolehin." Ujar Darren ketika Nana hampir mengambil ponsel untuk menelfon Gia.
Walaupun sebenarnya Gia juga tidak pernah melarang, tapi Nana nya yang takut duluan.
"Gue belom pernah. Emang enak?" Tanya Gema dengan alis terangkat "Eh tapi ini dosa kan ya?"
"Astaga, Gema... Copot dulu jubah suci mu malam ini! Sesekali berdosa gapapa elah!" Darren berseru dan menuangkan bir untuk Gema "Mike aja yang rajin ke Gereja masih mabok tiga kali seminggu!"
Nana tertawa keras "Dia pernah ke Gereja waktu masih Hangover anjir... Emang dasar bego."
"Lah serius? Anjrit... Ga waras." Gema menggeleng heran.
"Nah, makanya ini minum cepet. Sekali-kali gapapa lah." Darren mengibaskan tangannya.
Gema menghela nafasnya, lalu mengambil gelas tersebut dan meminumnya sampai habis.
"Gimana?" Tiga orang di sana langsung penasaran.
"... Enak"
"ANJAZ! Tepuk tangan semuanya!! Gema udah ga perjaka!"
"Heh! Mulut!" Gema mendecak tak terima.
"Nah. Mumpung kita berempat udah pada bisa minum nih... Gimana kalo main game?" Darren menaik-turunkan alisnya.
"Selalu deh ya. Lo emang terobsesi sama game." Nana mencibir.
Darren tersenyum bangga "Oh jelas. Hidup gue ini harus penuh tantangan. Gue jelasin dulu gamenya ya?"
Semua orang bersiap untuk mendengarkan.
"Jadi ini hampir mirip sama truth or dare. Bedanya ini cuma pertanyaan yang harus dijawab jujur. Jawabannya itu harus berupa 'pernah / ga pernah'. Sebelum jawab lo harus minum dulu satu gelas. Terus berhubung di sini ga ada cewek-cewek, bebas mau tanya apa aja dan ini harus jadi rahasia kita berempat. Gimana?" Tanya Darren dengan alis terangkat.
"Seru seru!" Gema mengangguk setuju.
"Oke. Kita mulai ya." Ucap Darren sebelum memutar botol bir dan moncongnya berhenti di Nana.
"Kenapa sih gue selalu apes.." Nana mendecak, kemudian meminum birnya.
Tiga orang di sana tertawa terbahak-bahak.
"Oke... Siapa yang mau tanya?" Darren menoleh ke arah Gema dan Al.
"Lo dulu deh. Gue harus nyari tau contoh pertanyaannya kayak gimana" Gema menjawab.
"Hm... Apa ya? Oh. Ini! Pernah ga lo ke gep sama Gia lagi nonton bokep?" Tanya Darren.
Nana terkejut dengan jenis pertanyaan yang Darren lontarkan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...