Ririn hanya bisa menatap lututnya dalam diam. Suara detik jam dinding semakin membuat hatinya bergetar tak karuan.
Ia tidak berani mendongak untuk menatap wajah Indah, ia terlalu takut.
"Di sejarah keturunan Danendra, cuma kamu loh yang paling murahan."
Kalimat pertama yang Indah lontarkan setelah bermenit-menit diam benar-benar membuat jantung Ririn kebas.
"..."
"Kamu ga bisa ya, mencontoh sepupu-sepupu kamu yang lain? Mereka semua bisa loh menjaga kehormatan mereka walaupun paras mereka cantik-cantik." Indah terus menatap Ririn lurus.
Gadis itu tetap bergeming.
"Budhe, tolong jangan ngomong kayak gitu ke Ririn" Nana merangkul tubuh Ririn.
Jujur, hal itu membuat Ririn menangis karena akhirnya ia bisa merasakan kasih sayang Nana lagi.
"Tapi adik kamu ini udah keterlaluan, Na." Indah berseru sambil menatap Nana dengan tajam.
"Iya. Nana ngerti. Tapi ini bukan pure salah Ririn aja, budhe. Nana juga salah di sini. Nana ga bisa jagain Ririn." Ucap Nana yang memang tidak pernah takut untuk mencoba menjinakkan Indah.
"Kamu tau? Budhe selama ini baik sama kalian itu karena kalian anak dari sepupu kesayangan budhe. Tapi sebenarnya budhe ini jengkel karena sikap kalian itu nurun dari ibu kalian!" Indah berseru ketus.
Nana mengerutkan dahinya.
"Maksudnya?"
Indah menarik nafas "Kamu itu ada sebelum orangtua kamu nikah."
"..." Nana benar-benar baru tau fakta itu, sama seperti Ririn yang langsung menatap wajah Indah karena terkejut.
"Makanya budhe itu mencoba memaklumi sikap kalian yang binal kayak gini. Karena ibu kalian juga begitu." Indah berseru tanpa mempedulikan perasan siapapun lagi.
"... Kenapa budhe ngomong kayak gitu soal mami?" Nana menyatukan alisnya di tengah.
"Juna itu anak baik-baik. Dia ga mungkin ngehamilin perempuan yang bukan istrinya. Udah pasti mami kamu yang ngegodain dia duluan!"
Nana yang awalnya ingin mempertanyakan statusnya sebagai 'anak haram', justru malah bersimpati pada ibunya.
"Aku ga tau fakta sebenernya gimana, tapi kalau emang aku ada di kandungan mami sebelum mami sama papi nikah, itu tandanya papi juga salah! Budhe ga bisa membenarkan tindakan papi dan menyalahkan mami kayak gini! Dan soal Ririn, itu sama sekali ga ada sangkut-pautnya sama mami—"
"Jelas ada." Indah menyela "Kamu tau kenapa budhe bisa narik kesimpulan kalau mami kamu yang ngegodain papi kamu duluan? Itu karena mami kamu, sama papanya Al ngelakuin hal yang sama dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka. Masih mau nyangkal?"
Nana bungkam "M-maksudnya... Mami sama Om Nathan—"
"Iya. Mereka sering berhubungan badan sejak SMA. Jadi budhe udah ga kaget kenapa Ririn dan Al kayak gitu. Mereka secara ga langsung mengulang sejarah dan melakukan dosa yang sama." Ucap Indah.
Tidak ada yang bisa menjawab pernyataan Indah setelah itu. Ririn dan Nana sama-sama diam seribu bahasa.
"Dan supaya sejarah benar-benar terulang. Kamu dan Al ga bisa sama-sama." Indah menatap mata Ririn yang sudah sembab sejak tadi.
"Maksud budhe aku—"
Tak!
Indah memberikan map pada Ririn.
"Itu semua berkas yang kamu perluin untuk kuliah di luar negri." Ucap Indah.
"Aku ga mau" Ririn menggeleng kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...