FUNERAL

1.3K 169 398
                                    

Pemakaman Skylar dibuat setertutup mungkin. Hanya ada keluarga besar Manggala dan Faresta di sana.

Yoshi hanya bisa menatap gundukan tanah di depannya ini dengan mata memburam karena airmata. Ia benar-benar terpukul atas kepergian ayahnya.

Dan semua orang tau itu.

Yoshi memang sangat dekat dengan ayahnya, sedari kecil ayahnya itu selalu ia jadikan panutan karena menurut Yoshi, papa Skylar adalah orang paling baik yang ada di muka Bumi.

Tapi sekarang sayap pelindungnya sudah pergi.

Yoshi harus bagaimana?

Kemana ia harus bersembunyi jika ia takut?

Seseorang menepuk bahu Yoshi dan merangkulnya hangat.

"Nak, Tante punya sesuatu buat kamu..." Ucap Jihan--adik dari ayahnya, sekaligus ibu dari Anhar dan Angie--

"Apa ini, tan?" Yoshi mengerutkan dahinya ketika sepucuk surat diberikan kepadanya.

"... Itu surat wasiat ayah kamu. Semua perusahaan Faresta dan kekayaan ayah kamu bakal turun ke kamu." Ucap Jihan sambil mengusap kepala keponakannya itu.

Yoshi menatap tantenya itu dengan nanar "Kenapa ga Tante aja yang ngurusin perusahaan papa?"

Jihan menghela nafasnya "Nak... Tante percaya kalau kamu lebih bisa ngurus perusahaan itu dibanding Tante. Bahkan papa kamu juga berpikir demikian."

Lelaki itu menelan ludah kasar "... Apa aku ga bisa hidup miskin aja, Tan? Orang-orang yang aku sayang satu persatu tersakiti cuma karena uang... Aku ga mau... Aku mau berhenti..."

"Yosh... Jangan gini dong mikirnya—"

"Biar saya yang ngomong sama Yoshi." Revan menyela ucapan Jihan.

Ia menepuk bahu Yoshi dan menatapnya di balik kacamata hitamnya.

"Can we talk?"

"..."

"Kalo ga mau, bisa nanti" Ujar Revan lagi.

Yoshi mengangguk samar.

Revan merangkulnya dan sedikit menjauh dari semua orang untuk berbicara empat mata.

"I'm sorry for your dad..." Ucap Revan pelan.

"He's not even mafia... Dan dia juga bahkan ga tau kalau anaknya itu mafia sampai akhir hayatnya. Tapi kenapa dia yang harus mati? Kenapa ga aku aja?" Tanya Yoshi yang terus menangis meskipun tidak terisak.

"It's not your fault." Revan menatap Yoshi dari samping "Jadi mafia memang perlu banyak pengorbanan. Dan wajar kalau kamu menyesal lahir di keluarga ini... Kamu bukan satu-satunya. Banyak orang di sana yang benci dengan nama belakang mereka... And I was. Paklik juga pernah ngerasa muak jadi Manggala. Tapi satu hal yang bikin paklik mikir dua kali. Tau apa?"

"... Karena kita kaya." Jawab Yoshi muak.

"Well... Itu salah satunya. Tapi yang mau paklik sampaikan ke kamu bukan itu." Ujar Revan pelan "Ini semua karena takdir. Kalau kita dilahirkan menjadi Manggala, mungkin ada hal yang harus kita lakuin. Or simply, dunia ini pasti punya tujuan kenapa kita ada di sini sekarang."

Yoshi menunduk "Kalau paklik mau aku jadi mafia yang ga takut apa-apa, aku ga bisa. Apalagi kalau aku harus berhadapan sama mama... I... I just can't."

Revan menggeleng "Paklik paham. You don't have to do anything. Just take care of your fiance and yourself. That's more than enough."

Kemudian Revan mengusap bahu Yoshi "Apapun hal yang bikin kamu kesulitan nanti, kamu bisa minta bantuan ke paklik. Paklik akan 24 jam sedia nolongin kamu."

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang