FIGHT

1.4K 152 40
                                    

Tahun Ajaran Baru.

Cleverian High School mempunyai tradisi. Setiap tahun ajaran baru dimulai, akan ada acara pentas seni yang diadakan di minggu-minggu awal sebelum pelajaran dimulai normal kembali.

Dan di sinilah Matt, berhadapan dengan 20 lebih orang yang memiliki jabatan di bawahnya.

"Sepulang sekolah, satu orang dari masing-masing SekBid bantu gue buat ngecek barang-barang. Dan... Lis, surat buat penjaga keamanan udah diprint?" Tanya Matt yang tadinya menatap seluruh orang, tapi kini teralih pada sekertaris yang duduk di sebelahnya.

Lisa mengangguk "Udah, Matt. Tinggal dibagiin aja"

"Nanti jangan lupa lo bagiin" ucap Matt tanpa ekspresi.

"Oke..." Lisa tersenyum tipis.

"Ya udah, rapat singkat selesai. Makasih, semuanya" ucap Matt sebelum pergi keluar ruang OSIS.

Ia berjalan untuk kembali ke kelas, tapi di tengah jalan, ia berpapasan dengan Indah.

"Oh? Hallo, Matt" ucap Indah dengan senyumnya.

Matt menghela nafas diam-diam, kemudian menyalami budhenya itu "Budhe mau rapat komite kan? Ruangannya ada di atas, perlu Matt anter?"

Indah menggeleng "Ga usah, kamu ke kelas aja sana... Bentar lagi masuk kan?"

Matt mengangguk samar.

Tiba-tiba seseorang datang dengan nafas ngos-ngosan "Matt! Mattt!!! Anjjr! Magda berantem di rooftop!!!" Cepetan pisahin!!!!"

Baik Indah maupun Matt sama-sama terkejut mendengar penuturan Gava.

"Gav." Matt melotot karena Gava amat sangat tidak paham situasi.

"Ap— OH SHIT!" Gava terkejut seperti habis melihat setan ketika tatapannya bertemu dengan Indah "D-duh, g-gue ke toilet dulu ye... Tiba-tiba pengen berak. Good luck, bro"

Matt memejamkan matanya kuat-kuat.

Apa-apaan lagi ini, Tuhan??

"Magda...? Pacar kamu? Dia berantem?" Tanya Indah dengan alis terangkat.

Matt menatap Indah "Aku pergi dulu, Budhe. Silahkan langsung ke ruang rapat aja." Setelahnya lelaki itu langsung naik ke rooftop untuk melihat apakah perkataan Gava benar atau tidak.

Jika tidak, Gava akan benar-benar Matt rebus di api neraka! Lihat saja!

***

Sekitar 20 menit yang lalu...

Magda menaruh tasnya dengan sedikit di lempar ke kursi kebangsaannya. Kursi ini tidak akan ada yang menempati selain dirinya, entah mengapa Magda juga bingung. Padahal ia tidak pernah melarang orang lain untuk duduk di sana.

Magda mengeluarkan satu permen milkita, kemudian mengemutnya sambil menatap langit yang bersih.

Pagi Magda kali itu harusnya indah-indah saja, tapi tiba-tiba...

BRUK!!!

"MENTANG-MENTANG LO DEKET SAMA NANDA, LO PIKIR GUE BAKAL TAKUT SAMA LO? MIMPI!"

Magda mempertajam penglihatannya, di ujung sana ia bisa melihat tiga orang tengah mengerubungi seorang gadis yang sudah duduk di lantai, lututnya berdarah, mungkin karena didorong barusan.

"M-maaf, Di... hiks..."

Audi menendang bahu Anya hingga gadis itu merasakan sakit luar biasa di bahunya.

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang