Saat Ririn pulang, orang pertama yang ia lihat adalah...
"Inget jalan pulang ternyata?" Tanya Nana dengan dua lengan terlipat di depan dada.
"Eh, Kak Nana..." Ririn langsung nyengir.
"Ngapain nginep di apartemen Al? Udah balikan?" Tanya Nana lagi.
Ririn bingung harus bagaimana, jadi ia mengarang cerita saja.
"Aku hampir dilecehin di club, terus untungnya ada Kak Al. Abis itu karena aku shock, aku ga mau pulang. Makanya aku nginep di apartemen Kak Al dulu..." Jelas Ririn.
Nana mengeluarkan ponselnya, kemudian menunjuk bukti berupa hasil ss-an SG Ririn tadi pagi.
"So... Maksud SG kamu ini apa?" Tanya Nana dengan alis terangkat.
"Ng... Itu... Aku cuma suka jarinya Kak Al aja. Manly gitu. Ya kan?"
"Yakin?" Nana tentu saja tidak percaya.
"Yakin lah. Emangnya apa lagi coba? Emang di pikiran Kak Nana maksud SG aku itu apa?" Ririn malah mengangkat dagunya dan menantang Nana balik.
Sang kakak pastilah tidak bisa menjawab. Ya kali dia ngomongin isi kepalanya di sini?
Nana menghembuskan nafas perlahan. Mencoba menenangkan diri "Ya udah kamu ke atas sana. Kakak mau pergi sebentar."
"Sama Gia?"
"Iyaa"
"Kalo itu sih pulangnya pasti malem" sindir Ririn sebelum naik ke lantai atas.
Nana benar-benar stress punya adik yang sulit sekali diatur seperti ini. Sepertinya dulu Ririn tidak se-keras kepala ini.
Memang benar kata orang, patah hati itu bisa merubah segalanya.
Tapi ya sudahlah, Nana sudah pusing sekali mengurus Ririn. Mungkin adiknya ini memang butuh dimarahi oleh ibunya sesekali.
Hari ini Gia dan Nana ingin jalan-jalan sore di taman yang tak jauh dari area perumahan.
Ini permintaan Gia karena ia benar-benar suntuk mengerjakan tugas yang semakin lama bukannya semakin sedikit malah makin tidak masuk akal.
"Kamu mau naik sepeda ga?" Tanya Nana yang melihat adanya stand tempat sewa sepeda.
"Ih... Aku ga bisa..." Gia berseru takut
"Ya udah aku bonceng gimana?" Nana memberi solusi lain.
"Beneran? Aku berat loh"
"Aku gendong kamu sampe Bogor juga kuat kali!" Ucap Nana sambil menangkup dua pipi Gia karena gemas "Kamu tunggu di sini ya. Aku mau sewa sepedanya dulu. Jangan kemana-mana!"
Gia terkekeh "Iyaaaa"
Setelahnya Nana pergi, dan Gia mengambil duduk di salah satu kursi taman. Untungnya mereka keluar saat sore hari, jadi tidak terlalu panas di sini.
Gia menyedot minumannya karena merasa haus, tetapi kemudian ia menoleh ketika ada seseorang duduk di sebelahnya.
"Permisi, boleh duduk di sini kan?" Tanyanya.
Gia langsung mengangguk karena kursi itu memang kosong.
"Lo... Kenal sama Nana?" Tanya gadis berkuncir satu itu.
Mendengar pertanyaan darinya, Gia langsung terbatuk.
Ya Tuhan...
Kenapa ya dia sering banget ketemu mantannya Nana?
"Kenal. Kenapa emang?" Tanya Gia balik.
"Oh gapapa." Gadis itu menggeleng "By the way, gue Amanda."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...