SCAR

1.7K 179 76
                                    

"Telat lo" ucap Darren sambil menatap arloji mahalnya.

"Telat semenit doang" Al merotasikan bola matanya sebal.

Darren mendengus, kemudian berjalan bersama Al untuk masuk ke dalam mall.

"Mau beli kado apa sih?" Tanya Al pada temannya itu.

Darren memasukan kedua tangannya ke dalam saku "Apa ya? Gue juga bingung..."

Jadilah dua orang itu keliling mall tanpa tau tujuan.

"Pusing ah!" Darren mendecak ketika sudah tiga kali mereka naik turun ekskalator.

"Ya lo fikir gue engga?" Al bertanya balik "Udah lah. Beliin tas aja"

Darren mengangguk "Bener juga. Itu aja deh"

Al langsung mendengus "Lo muter-muter mall, terus akhirnya beli tas yang ga dijual di mall tuh maksudnya apa ya? Buang-buang waktu gue aja"

Darren terkekeh, kemudian memukul punggung Al

"AW!" Al langsung memekik karena punggungnya terasa perih.

"Apaan si... Alay banget?" Darren mengerutkan dahi, padahal tadi dia mukulnya ga kenceng, kenapa si Al kesakitan gitu?

Al kembali merasakan perih di punggungnya karena bekas cakaran Ririn belum sembuh benar.

"Punggung lo kenapa?" Tanya Darren yang melihat Al seperti meringis.

Al menggeleng "Gapapa"

Darren memicingkan matanya "Ini kalo gue perhatian nanti disangka maho ga sih?"

Al tertawa "Ga usah sok deh lo!"

"Gini-gini gue calon dokter, nyet! Siapa tau lo jadi pasien pertama gue?" Darren melipat kedua lengannya di depan dada.

"Dapet lisensi dulu sana." Al merotasikan bola matanya, kemudian terus berjalan.

Akhirnya Darren dan Al mampir ke salah satu restoran cina milik Shasha-ibunya Darren-

"Tumben lu pesen makan banyak banget?" Tanya Darren yang kebingungan dengan tingkah Al.

"Laper gue. Belom sarapan" Ucap Al seadanya.

"Kan... Makin aneh aja? Lo kan ga pernah telat sarapan? Ini udah jam 12 anjir! Dimarahin Tante Rissa baru rasa lu!" Ucap Darren sambil menunjuk Al dengan sumpit.

Al menggaruk belakang lehernya "Iya... Soalnya gue abis dari rumah Ririn, ga sempet sarapan"

"... Dari pagi?"

Al mengangguk sambil menatap makanannya, enggan menatap Darren karena ia tau Darren akan sangat mudah membaca isi kepalanya.

Darren berhenti mengunyah, kemudian memiringkan kepalanya "Nana lagi ga ada di rumah kan ya?"

Dengan bersusah payah Al berusaha agar tidak panik.

"Iya. Lagi ikut Om Juna ke luar kota kan" jawab Al tenang.

"Oh... Tante Selli?" Tanya Darren lagi.

"... Solo? Ga tau juga." Al kembali menatap makanannya.

Darren menaruh sumpitnya sejenak "Sssshh.... Kenapa gue pikir ada yang aneh sama lo ya?"

"Apaan yang aneh?" Al berusaha menampakkan wajah polos yang tidak tau apa-apa.

Darren melipat kedua lengannya, dan menaruhnya di atas meja "Lo ga nginep di rumah Ririn kan? Jujur aja, ga akan gue kasih tau Nana."

Dimsum di mulut Al rasanya langsung hambar.

Dia panik.

Al meraih gelas berisi teh manis "Nginep" jawabnya sebelum menenggak teh dari gelas itu sampai habis.

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang