#Ravenna, Italy
Darren menyesap kopinya sambil terus menatap ke jalanan.
"Lo yakin itu kantor Marco?" Tanya Bimo yang juga tengah memakan roti Cornetto.
Darren menghela nafas "I'm not sure... Tapi kemarin gue belajar soal sejarah Manggala, dan beberapa kali gue temuin tempat ini"
Bimo ikut menatap ke gedung bergaya vintage itu. Ia tebak... Pasti gedung ini sudah sangat tua.
"Lo liat arah jam 10" gumam Darren.
Bimo menengok ke arah yang di suruh Darren "Kenapa?"
"Don't you think that girl is spying on us?" Darren berbisik.
Bimo memiringkan kepalanya "There's only one way to prove it"
Darren mengangguk paham.
Mereka berdiri, semula berjalan biasa, lalu tiba-tiba mereka lari.
Dan benar saja.
Gadis itu memang tengah memata-matai mereka karena ia ikut lari mengejar.
Darren dan Bimo masuk ke gang kecil, kemudian bersembunyi. Di saat gadis itu melewati gang tersebut, Darren langsung memukul kepalanya hingga jatuh ke tanah.
Bimo menghampirinya, kemudian membuka topi yang dikenakan gadis itu.
"Cakep, Ren" gumamnya.
Darren mendelik "Lo gotong deh, kita bawa ke mobil."
Bimo menurut dan membawa gadis itu masuk ke mobil mereka. Darren menyetir, dan Bimo menjaga gadis itu di belakang karena bisa saja saat sadar nanti dia kabur atau melakukan hal berbahaya.
Mobil mereka berhenti di depan gedung hotel yang menjadi tempat penginapan mereka sementara. Bimo masuk ke kamarnya, sedangkan Darren menunggu gadis itu sadar.
Ia mengerjapkan matanya. Begitu sudah sadar sepenuhnya, hal pertama yang ia lihat adalah...
"Siapa lo?" Tanya Darren dengan tatapan tajam.
Gadis itu membalas tatapan Darren dengan tak kalah tajam "sei brutto"
Darren menghela nafas, ia juga tidak bisa berbahasa Italia "Who the hell are you? Why are you spying on us?"
Perempuan itu bungkam. Ia merogoh sakunya, tapi tidak menemukan apapun di sana.
"Are you looking for this?" Tanya Darren sambil mengangkat pistol milik gadis itu, kemudian menarik pelocoknya dan mengarahkannya ke kepala gadis itu "Tell me everything about you. Who's your boss?"
Ia diam dan enggan menjawab.
"If you don't know me, I won't hesitate to kill you even though you're a woman." Darren mempertajam tatapannya.
Ia menunduk.
"Give me your ID" titah Darren "—Or I'll find out myself"
Ia masih bergeming.
Akhirnya Darren langsung menggeledah tubuhnya sampai akhirnya menemukan dompet.
"Sharon Beatrice" ucap Darren membaca deretan huruf di sana "and you were born in... Semarang? GOD DAMNIT! Lo pura-pura ga bisa Bahasa Indonesia, hm?"
"..." Sharon menatap ke arah lain.
"Jawab gue, asu."
Sharon langsung menoleh ketika mendengar umpatan dengan bahasa Jawa yang terlontar dari mulut Darren "Terus kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...