Kantin Cleverian University adalah versi berkali-kali lipat lebih bagus dari kantin Cleverian High School. Semuanya benar-benar sudah di tingkat yang tidak bisa dibayangkan lagi.
Terkadang Nana berpikir, berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh Revan dan Noah untuk membangun universitas ini?
Atau... Sebenarnya mereka sekaya apa sih?
Tapi mengingat biaya kuliah dan sekolah mereka yang memang juga bisa membuat stroke ringan, Nana fikir fasilitas di sini cukup sesuai.
Dan ada hal yang membuat Nana senang ke kantin. Fakultas teknik mesin memang mayoritas diisi oleh kaum Adam, tapi tidak jarang pula ia menemukan perempuan-perempuan cantik yang entah apa tujuannya datang ke kantin fakultasnya.
Nana laki-laki normal.
Dan Nana juga punya gelar buaya darat yang sudah tertempel di dirinya cukup lama.
Mungkin ia bilang ia sudah bertobat, tapi kalo ketemu cewek cantik ya kali ga dialusin?
"Lo tau ga?" Tanya Nana pada Al yang tengah asik makan batagor.
"Apaan?"
"Kemaren dia nge-DM gue" ucap Nana sambil menunjuk seorang gadis dengan alisnya
Al menoleh ke arah gadis itu kemudian berseru "Oh"
Nana mendecak "Kok oh doang sih?"
"Ya terus gue harus apa????"
"CK! Dulu kalo gue cerita gitu, respon lo selalu bagus ya, nyet" Nana merotasikan bola matanya.
"Ya karena sekarang lo udah punya cewek, Na... Astaga... Tobat." Al mendorong dahi Nana dengan satu jari.
Nana menghela nafas, kemudian menggaruk belakang kepalanya "Ya abis gue kangen banget sentuhan wanita, nyet"
Al hampir keselek batagor "... Sorry, ini gue ga salah mengartikan kan? Lo sama mantan lo pernah ngapain aja?!"
"BUKAN GITU ANJIR! Ya maksud gue... Kalo dipikir-pikir cara pacarannya Gia sama gue kayaknya berlawanan banget" ucap Nana dengan helaan nafas singkat.
Al mengangkat satu alisnya "Maksudnya?"
"Ya lo tau gue gimana kan?"
Al mengangguk samar.
"Gia tuh 180° beda. Dia lembut, baik, polos... Udah mana Aa nya galak..."
"Emang lo udah pernah dimarahin sama Gema?"
Nana menggeleng "Belum sih, TAPI YA DIA KALO MARAH KAN NYEREMIN ANJRIT! Ga deh. Ga mau maen-maen gue."
Al berhenti mengunyah, kemudian menepuk bahu Nana agar lelaki itu lebih tabah "Lo mau gue kasih tips ga? Sebagai orang yang selalu dimarahin sama kakak ipar?"
Nana mendesis "Lo nyindir gue, sat?"
Al terkekeh "Dikit. Tapi gini loh, Na. Gue paham gaya pacaran lo itu agak..." Ia bingung bagaimana menjelaskannya.
"Mirip kayak lo"
"Nah. Itu." Al menunjuk Nana, tanda bahwa ia setuju "Gaya pacaran lo itu kan agak dangerous, tapi Gia kebalikannya. So as a man, harusnya lo bisa beradaptasi sama gaya pacarannya Gia. Kalau lo maksain dia buat ngikutin kemauan lo, she won't be happy."
Nana mulai merenung.
"Dan soal menghadapi kakak ipar, usahain nurut aja lah. Repot kalo ga nurut, ujung-ujungnya ke restu soalnya" Al menepuk bahu Nana dua kali.
Lelaki itu mendelik "Lo baru pacaran sekali tapi udah sok profesional gitu..."
"Ya daripada udah pacaran hampir 20 kali tapi masih bingung harus ngapain?" Al mengerdikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...