[Ineffable Universe Phase 2]
"it's gonna be a hell of trouble..."
"But trouble never been this fun"
------------------------------------------------------------
Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"You're my missing puzzle piece Shining so bright You became a scene in the world that I always tried to fit in by myself Just like I can't let go of your hand that I'm holding tightly My world can't be completed without you May we never lose each other My missing puzzle piece"
***
"Serius deh, aku kalo tinggal kelamaan di Korea kayaknya bisa meriang" ucap Nana yang terus mengeratkan coat di tubuhnya.
Gia juga kedinginan, makanya ia menggandeng tangan Nana kuat.
"Kayaknya kita salah pilih bulan buat liburan deh" ucap Gia yang juga menyesali keputusannya liburan ke Korea saat musim salju begini
"Eh! Temenin aku ke minimarket dulu!" Gia langsung menarik tangan Nana karena lelaki itu terus berjalan.
Ternyata di dalam minimarket lebih baik. Tidak sedingin di luar sana.
"Kamu mau beli apa? Kan kita udah makan?" Tanya Nana sambil membawakan keranjang belanja dan mengikuti Gia berkeliling mini market.
"Mau beli ramyeonnnn" ucap Gia sambil memasukan 4 cup Ramyeon ke dalam keranjang belanja.
Lalu ia juga memasukan telur serta air mineral. Setelahnya ia berjalan ke arah kulkas.
"Aku mau beli ini... Boleh ga?? 🥺" Tanya Gia sambil menunjukan sebuah botol berwarna hijau.
"Ya boleh-boleh aja" Nana mengerdikkan bahunya, karena tidak tau itu minuman apa.
Gia tersenyum senang, kemudian memasukan tiga botol minuman tersebut dan membawanya ke kasir.
Tentu saja, Gia harus menunjukkan identitasnya karena minuman itu.
Setelah membayar semuanya, Nana langsung menggandeng Gia sampai ke penginapan mereka selama di Korea.
Kali ini Nana sendiri kok yang bayar, bukan bantuan Darren lagi. Buat apa nama Danendra yang dia punya? Masa buat pajangan doang?
"Mas, sini duduk deh!" Ucap Gia sambil menepuk karpet di sebelahnya.
"Dingin, Gi... Duduk di sofa aja sini..." Nana merajuk karena ia benar-benar kedinginan.
Akhirnya Gia mengalah dan naik ke sofa. Ia menuangkan air dari botol hijau itu ke dalam gelas kecil, kemudian memberikannya pada Nana.
"Nih, cobain" ucap Gia.
Nana mengerutkan dahinya, kemudian langsung meminum tanpa ragu.