Hal pertama yang menarik perhatian Al ketika membuka ponselnya adalah tampilan layar yang tidak seperti biasanya.
Al langsung teringat, hari ini seharusnya menjadi hari anniversary antara dia dan Ririn.
Tapi sayangnya...
Hhh...
Al hanya bisa menatap foto Ririn di ponselnya, awalnya ia tersenyum karena pacarnya itu sangat cantik. Tapi sedetik kemudian ia sadar bahwa label itu sudah tidak lagi milik Ririn.
Ia jadi penasaran... Apa ya yang sedang dilakukan Ririn sekarang?
Al mengambil rokok elektriknya, kemudian hendak berjalan ke balkon. Tapi pintunya terketuk dari luar.
Al melihat siapa yang datang lewat layar intercom, dan detik itu pula jantungnya berdegup lebih kencang.
"Ririn?" Gumamnya.
Untuk memastikan lebih lanjut, Al membukakan pintu apartemennya, kemudian ia langsung melihat gadis cantik itu sedang berusaha menjaga keseimbangan.
"Rin?" Al bertanya dengan nada tidak percaya.
Ririn langsung nyelonong masuk ke dalam apartemennya. Berjalan ke arah dapur dan mengambil minum disana.
"Rin... Hei... Kamu kenapa?" Tanya Al yang khawatir dengan keadaan Ririn.
Jujur saja, Al merasa aneh dengan sikap Ririn ini.
Gadis itu cegukan "Minta minum..."
Akhirnya Al membiarkan Ririn untuk minum sepuasnya. Dan kini dia juga tau, Ririn sedang ada dalam pengaruh alkohol.
Setelahnya gadis itu berjalan ke arah sofa, melepas high heelsnya, kemudian bersandar di sana.
Al masih mencoba mencerna apa yang terjadi, tapi ia hanya berusaha memenuhi semua yang dibutuhkan pacarnya itu.
"Kamu... Minum sama siapa?" Tanya Al sambil merapikan sepatu Ririn, barulah setelahnya ia duduk di sebelah gadis itu.
"Nada..." Gumamnya.
Al mengangguk paham, kemudian ia melirik jam dinding, sudah hampir pukul 1 pagi.
"Kamu mau aku anter pulang?" Tanya Al sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Ririn.
Al benar-benar merindukan wajah ini. Tapi tiba-tiba tangannya ditahan oleh gadis itu.
"Sorry, aku cuma—" Al baru ingin beralibi, tapi Ririn tiba-tiba menatapnya. Membuat kemampuan berbicaranya lenyap.
"Happy Anniversary" ucap Ririn dengan mata sayu.
Ucapan Ririn membuat ulu hati Al terasa nyeri. Apakah jika perempuan ini sedang dalam keadaan sadar, ia akan mengatakan hal tadi?
Hubungan mereka kandas.
Dan Al-lah penyebabnya.
Lalu kehadiran Ririn malam ini justru membuat Al makin merasa dirinya teramat bodoh.
"Happy Anniversary too—" Ucap Al dengan mata berkaca-kaca karena merasa tidak pantas mengatakan hal itu "—and happy birthday..."
Ririn kemudian memiringkan kepalanya, dan menekuk bibirnya ke bawah "Where's my gift? Or my flowers? Kakak ga nyiapin apa-apa??"
Al tersenyum pedih "Besok aku kasih ya..."
"Tapi kan aku maunya sekarang..." Ririn merajuk seperti anak kecil.
Damn it, Al... Dia cuma lagi mabok makanya kayak gitu... Ga usah banyak berharap – Al menyadarkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...