"Rin? Kamu denger ga aku barusan ngomong apa?"
Ririn terkesiap dan langsung gelagapan saat ditanya oleh Arga "Y-ya? Maaf tadi aku lagi bengong... Mas ngomong apa?"
Arga menghela nafasnya, kemudian mengusak kepala Ririn sambil tersenyum "Aku nanti ga lama di rumah kamu-nya, soalnya aku harus pulang kan? Ayah nungguin di rumah."
"A... Iya gapapa kok" Ririn mengangguk "Lagian hari ini aku mau istirahat aja di rumah"
Arga menggenggam tangan Ririn, dan tangan satunya dipakai untuk menyetir.
Hari ini Arga dan Ririn baru pulang dari Amerika setelah 5 tahun lebih berada di negri Paman Sam itu.
Ririn sudah lulus kuliah, dan ia berencana untuk bekerja di Indonesia sebagai psikolog. Untuk menentukan tempat kerjanya sih... Gampang lah ya?
Rumah sakit Tirtanendra selalu terbuka lebar bagi para fresh-graduate.
"Mas, aku mau tanya deh" Ririn menoleh ke arah Arga yang tengah fokus menyetir.
"Tanya apa??"
"Mas ngerasa ada perubahan ga di diri aku yang sekarang dari pertama kita ketemu?" Tanya Ririn dengan alis terangkat.
"Umm... Rambut kamu beda. Sekarang jadi lebih pendek, dulu kan sampe pinggang" Jawab Arga.
"Selain itu?"
"Jadi... Makin cantik?"
"Mass!!! Serius ihhh!"
Arga tertawa, kemudian memiringkan kepalanya "Kamu kayaknya ada perubahan di make up juga ga sih? Makin ke sini make up kamu jadi lebih dewasa aja gitu"
Ririn tersenyum setelah berhasil mendapatkan jawaban yang ia mau "Kok mas sadar sih?"
"Ya sadar dong... Kan aku ngeliat kamu hampir setiap hari?"
"Perubahannya di mana coba? Katanya make up aku berubah kan?" Ririn menangkup wajahnya dengan dua tangan.
Arga mematikan mesin mobilnya ketika mereka sampai di depan rumah Ririn. Lelaki itu menatap gadis di sebelahnya ini dengan senyuman.
"Dulu kamu jarang banget pake softlens, sekarang jadi sering."
"Kan sekarang aku minussss" Ririn cemberut.
Arga terkekeh gemas "Terus yang kedua, lipstik kamu."
"Kenapa lipstik aku?"
"Dulu tuh kamu selalu pake warna cerah, kayak pink, coral, orange. Kalo sekarang kayaknya kamu sering banget pake lipstik warna merah ya?" Arga menyentuh dagu Ririn untuk melihat bibir gadis itu lebih jelas.
Ririn mengangguk "100 buat Mas Arga!"
Arga tersenyum, kemudian mengecup bibir Ririn lama. Setelah tautan mereka terlepas, Arga segera merapikan lipstik gadis itu dan barulah mereka turun dari mobil.
Acara temu kangen berlangsung lumayan lama karena Ririn memang sejarang itu bertemu dengan orangtuanya. Kalau Nana sih... Bulan lalu juga ketemu.
"Sehat, nak?" Juna bertanya pada Arga yang tengah berdiri sampai diizinkan untuk duduk.
"Puji Tuhan sehat, om." Arga menyalami tangan Juna.
"Silahkan duduk" Juna akhirnya mempersilahkan Arga untuk duduk.
Juna menyesap kopinya dengan tenang, kemudian menatap Arga yang tengah menatap Ririn dan Selli yang sedang berpelukan.
"Kamu tuh lulusan psikologi juga kan ya?" Tanya Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfic[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...