SPRAIN

1.6K 180 121
                                    

"AL!"

Orang yang namanya disebut itu menoleh dan menjumpai seorang gadis cantik berlari ke arahnya.

"....?"

Arin berhenti tepat di depan tubuh Al, kemudian ia menyodorkan sebuah paperbag berwarna pink.

"Thanks ya... Kemarin jaket lo lupa gue balikin, ini udah gue cuci kok!" Ucap Arin sambil tersenyum.

Al mengangguk kemudian mengambil paperbag tersebut, dan tanpa basa-basi lagi ia langsung kembali berjalan menjauh.

Arin mengerutkan dahinya.

Kenapa Al jadi bersikap dingin begitu?

Al mengambil jaket di dalam paperbag itu, tapi sebuah surat jatuh ke lantai.

Al memungutnya, kemudian membacanya.

'Thanks ya Al... Kalo ga ada lo gue ga tau kemarin mobil gue bakal gimana...
Btw, ini nomor gue kalo lo suatu saat butuh bantuan 08***********

- Arin'

Al menghela nafasnya, kemudian memasukan kembali surat itu ke dalam paperbag dan membuangnya.

Al menenteng jaket di tangannya sampai ke dalam kelas. Sebenarnya jaket Al sudah disemprot dengan parfum milik Arin, jadi wanginya sangat manis.

Tapi Al tidak sadar akan hal itu.

Ia mengambil kursi di bagian tengah, kemudian langsung mengecek ponselnya. Ririn belum mengiriminya pesan sama sekali.

Al
Pagi

Rin 💛
Pagi

Al
Nanti mau aku jemput ga?

Rin 💛
Ga usah kak
Ada ekskul
Takut bentrok

Al
Ok
Kasih tau ya kalo udah di rumah

Rin 💛
👍🏻

Al menatap balasan Ririn, kemudian ia menghela nafasnya. Ririn pasti begini jika baru berbaikan. Al jadi merindukan Ririn yang cerewet.

Ditengah Al yang tengah termenung, kating sekaligus temannya tiba-tiba masuk ke kelas dan menghampirinya.

"Lah? Bang? Ngapain? Nyari Nana?" Tanya Al ketika melihat Mike datang.

"Nana belum dateng ya? Ya udah gue sampein ke lo aja deh" ucap Mike sambil duduk di kursi yang ada di depan Al.

Al langsung fokus mendengarkan.

"Jadi nanti malem tuh ada pesta gitu, ga begitu gede sih pestanya, cuma ya... setiap perwakilan jurusan bakal dateng. Karena emang udah tradisi turun-temurun di fakultas ini." Ucap Mike.

Al mengangguk paham "Terus?"

"Lo ajakin Nana deh, Al. Biar kita bertiga jadi perwakilan teknik mesin aja." Jawab Mike.

"Maksudnya gue harus ikut pestanya?" Tanya Al dengan alis terangkat.

Mike mengangguk "Iya lah! Lo sama Nana tuh orang penting tau..."

Al menggaruk belakang lehernya "Duh bang... Gue kayaknya ga bisa deh... Harus izin mama"

Mike mengerjapkan matanya beberapa kali "... Seriously?"

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang