Semburat bahagia terpampang nyata di wajah kedua insan yang kini menjadi pusat perhatian tiap orang di sana.
Nana dan Gia.
Entah berapa kali Ririn mendengar orang-orang memuji paras keduanya yang sangat mendekati kesempurnaan. Seolah mereka memang ditakdirkan untuk satu sama lain.
Walaupun tidak mendengar apa yang Nana ucapkan untuk Gia hingga gadis itu tertawa sekarang, tetapi ia yakin itu bukanlah sesuatu yang buruk.
Tetapi netranya menangkap sesuatu yang hadir di dekatnya. Ia mengenali lelaki itu.
"Kamu... Mahasiswanya Gia kan ya?" Tanya Ririn dengan dahi berkerut.
Rizky menoleh, kemudian tersenyum dan mengangguk "Eh iya, kak"
Ririn jadi membayangkan, pasti Nana dan Gia sempat berdebat perkara undang mengundang mantan. Tapi kalau dilihat dari mantan-mantan Nana yang hadir saat ini dan Rizky yang juga hadir... Sepertinya mereka hanya ingin menunjukkan bahwa pencarian mereka sudah selesai.
"Kamu udah kesana belum?" Tanya Ririn.
Rizky menarik nafas sejenak "Belum... Nanti dulu deh... Masih mau ngumpulin hati yang tercecer"
Ririn mengerutkan dahinya.
"Kak Gia cantik banget ya, kak..." Gumam Rizky.
"Kamu naksir Gia???" Ririn mengangkat satu alisnya.
Rizky tanpa ragu mengangguk "Tapi sekarang lagi move on. Eh engga deh... Waktu dapet undangan pernikahan saya langsung move on kok... Cuma waktu liat Kak Gia di sini... Rasanya aneh"
Ririn mendengarkan dengan baik "Aneh gimana maksudnya?"
"Ya aneh..." Rizky tertawa pelan "Saya jadi harus bikin jarak sama dia. Hhhh... Padahal saya seneng punya temen yang satu frekuensi... Kira-kira Kak Gia masih mau ga ya temenan sama saya?"
"Gia sih pasti mau... Tapi..." Ririn mendekat untuk membisikkan sesuatu "Suaminya galak."
Rizky melotot "Serius???"
"Iya... Tapi kalo sama Gia ga galak... Kalo sama kamu pasti galak." Jawab Ririn.
Rizky menggaruk belakang kepalanya.
Kayaknya setelah ini Rizky ga akan bisa lagi ngomongin Winter sama Gia...
"Ya udah deh kak, kalo gitu saya ke sana dulu..." Pamit Rizky.
"Udah mau pulang?"
"Bukan... Kayaknya kalo saya ngobrol sama kakak kelamaan, saya bisa dihajar dia deh..."
"Dia-" Ririn menoleh ke arah yang ditatap Rizky, dan menemukan Al di sana, kemudian ia tertawa "Ya udah... Sana deh cepet... Dia juga galak."
Rizky mengangguk, kemudian langsung kabur.
Setelahnya Al datang dan terus menatap punggung Rizky yang sudah menjauh "... Siapa?"
"Mahasiswanya Gia" jawab Ririn "He's cute right?"
Al langsung menatap Ririn tak percaya "Excuse me...?"
Ririn tergelak, lalu meninggalkan Al untuk mengambil minuman.
"You think he's cute????" Tanya Al yang terus mengikuti Ririn sampai pertanyaannya terjawab.
"Mmm-hm" jawab Ririn yang tengah menenggak minumannya.
"Why?" Al mengerutkan dahinya "Dia ga lucu sama sekali."
"Gemes tau... Jadi pengen cubit-"
"WHAT?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Home [END]
Fanfiction[Ineffable Universe Phase 2] "it's gonna be a hell of trouble..." "But trouble never been this fun" ------------------------------------------------------------ Permasalahan yang menimpa 5 sekawan belum juga berakhir. Walaupun ada yang bilang mereka...