HAPPY (DEATH) DAY

2.1K 147 118
                                    

Cup~

Al membuka sedikit matanya ketika merasakan pipinya dicium oleh seseorang.

"Happy Birthday" ucap Ririn sambil tersenyum di depan wajah Al.

Lelaki itu ikut tersenyum, kemudian mengusap pipi Ririn "Thank you..." Ucapnya dengan suara serak karena baru bangun.

Gadis itu memegang tangan Al yang mengusap pipinya "Bangun dulu yuk? Aku mau ajak Kak Al pergi hari ini"

Al mengerutkan dahi "Kemana?"

"Rahasia" Ririn mencolek hidung mancung Al "Mending Kak Al mandi dulu sana~"

Akhirnya lelaki itu duduk di kasur dengan rambut acak-acakan.

Dia masih ngumpulin nyawa.

Cup~

Ririn kembali mengecup pipi Al, kemudian mengusapnya "Aku tunggu di luar ya? Mandinya jangan lama-lama~"

Al hanya mengangguk, dia memang belum sepenuhnya sadar.

Setelahnya Ririn langsung keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Ia mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak.

Iya.

Ririn mau masak.

Walaupun agak gugup, tapi kemarin ia sudah mendapat pengakuan dari Yoshi kalau makanannya enak. Jadi sekarang dia mau memasak hal yang sama lagi.

Ya memang sih kemarin Ririn tidak sempat mencoba, tapi kalau kata Yoshi enak... Ririn percaya kok!

Hari ini Ririn mau memasak telur dadar dan tumis buncis. Harusnya karena dua makanan itu sederhana, pasti hasilnya akan enak-enak saja kan?

Ririn selesai memasak bertepatan dengan Al yang juga baru selesai mandi.

Al mengenakan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya. Tadinya sih mau langsung masuk kamar, tapi akhirnya dia ngintip dulu.

"Kamu masak?" Tanya Al ketika mencium aroma masakan.

Ririn mengangguk sambil tersenyum bangga.

"Ga luka kan?" Tanya Al lagi.

"Enggaaaaa. Nih! Liat aja" Ririn menunjukkan kedua telapak tangannya yang sama sekali tidak terluka.

Al menghela nafas lega "Oke kalo gitu. Aku pake baju dulu"

Ririn mengangguk--mempersilahkan.

Setelahnya Al nyebrang ke kamar.

Sambil menunggu Al, Ririn mulai menyiapkan makanan untuk lelaki itu di atas piring. Semuanya sudah tertata, siap untuk dimakan.

Al keluar dari kamar tak lama setelahnya. Ia menjemur handuk di balkon, kemudian duduk di meja makan.

"I need your honest opinion, okay?" Ucap Ririn sambil duduk di depan Al.

Lelaki itu mengangguk, kemudian mulai menyendokkan nasi beserta lauknya ke dalam mulut.

Satu detik setelah makanan itu menyentuh permukaan lidah Al, ia langsung berhenti mengunyah.

"Kenapa? Ga enak ya?" Tanya Ririn harap-harap cemas.

"... Enak" jawab Al sambil mengangguk samar.

"Beneran enak?" Tanya Ririn dengan alis terangkat.

Al mengangguk lagi.

"Tapi kalo boleh tanya... Ini kamu masukin bumbu apa aja?" Tanya Al yang sebenarnya hampir menyerah memakan masakan Ririn.

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang