TESTPACK

1.9K 164 88
                                    

Sebagai anak sulung dari keluarga Salvino, menurut kalian akan seperti apa pesta ulangtahun Dara?

Apakah disiarkan di televisi? Oh, itu mungkin saja jika Noah berkehendak, tapi sayangnya Dara enggan melakukan hal-hal seperti itu. Rasanya agak berlebihan.

Dia lebih suka pesta kecil seperti ini. Dirayakan hanya bersama 4 orang kesayangannya, dengan kue buatan Nana, lilin berangka 19, dan basecamp yang dihias sedemikian rupa hingga bisa masuk feeds Instagram.

Dara menyukai hal-hal sederhana seperti ini, tidak peduli jika ayahnya membeli pulau untuk kado ulangtahunnya hari ini, ia hanya ingin merayakannya dengan cara yang hangat.

"Make a wish dulu dong! Main tiup aja!" Gema protes sambil menutup lilin agar tidak jadi ditiup oleh Dara.

"Haha! Lupa tau!!!" Dara tergelak sebelum akhirnya ia menutup mata dengan tangan terkatup. Ia merapalkan doa dan harapan yang tidak pernah berubah dari dulu.

Ia mau dia dan orang-orang yang dia sayang bahagia. Itu saja.

"Amin." Ucap Dara sambil tersenyum dan membuka matanya, setelah itu ia meniup lilinnya dan keempat lelaki disana langsung bertepuk tangan.

"Happy birthday, my queen" ucap Nana sambil memeluk Dara erat-erat.

Gadis itu tersenyum dan membalas pelukan Nana "Makasih, mantanku"

Nana tergelak "Gelar gue harus mantan banget gitu, Dar? Ga bisa sahabat aja?"

Dara mengambil krim di kue, kemudian mengotori hidung Nana "Iya iyaaaa, terimakasih ya, sahabat!"

Nana merotasikan bola matanya, kemudian mengambil tissue untuk membersihkan hidungnya alih-alih membalas mengotori wajah Dara.

Kini giliran Al, ia memeluk Dara dan mengusap rambutnya "Happy Birthday yaaa"

"Aaaa makaciii pacar aku yang keduaaa"

Al tertawa kecil "Gue harus izin Nana sih, boleh nambah pacar apa engga"

Nana langsung menoyor kepala Al "Ga ada."

Al dan Dara tertawa karena tingkah Nana yang memang sangat over protective terhadap Ririn. Seolah dialah yang melahirkan Ririn ke dunia.

Yang ketiga, Gema memeluk Dara erat-erat, bahkan sampai mengecup pucuk kepalanya. Tenang. Cuma pura-pura kok, pengen liat reaksinya Darren.

"Happy Birthday ya sayang... Semoga panjang umur, sehat selalu, makin cantik, makin pinter, makin sayang mama-papa. Yang terakhir... semoga kamu makin sayang sama aku. Amin." ucap Gema dengan senyum jahilnya.

Baru Gema ingin meledek Darren, lelaki itu ternyata tengah merekamnya.

"Enak kali ya kalo gue kasih ke Giselle?" Darren mengangkat satu sudut bibirnya.

"BANGSAT."

Dengan satu tindakan saja, Gema langsung K.O.

Keempat orang disana-kecuali Gema-tertawa terbahak-bahak.

"Lagian lu macem-macem sama Darren anjrit" ucap Nana dengan sisa tawanya.

"YA KAN GA KEPIKIRAN KALO BAKAL GINI!" Gema melotot kesal.

Darren geleng-geleng kepala, kemudian berdiri untuk mengambil pisau kue.

"Heh! Jamal! Mau kemana lo? Sini peluk dulu lah!" Gema mendecak ketika Darren malah pergi.

Darren kembali dengan pisau kue di tangannya, ia menaruhnya di atas tissue agar tidak kotor, kemudian ia menggulung jaketnya.

"Mana yang minta dipeluk?" Tanya Darren.

I'm Your Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang